Berbagi Inspirasi Hidupku

Memahami bahasa alam dan kehidupan

Sunday, 10 February 2008

Cinta atau Nafsu?...


Sorry nih bahasa gaul dikit,
Aneh, sungguh aneh!....kita so pasti pernah ngalamin emosi kamu lagi terbakar oleh gejolak jiwa masa remajamu. Apa an tuh?!...satu kata yakni CINTA, He he he.....!,Ngapain bernostalgia ke masa lalu, ada nggak sih manfaatnya ?, tentu ada laah. Mulai tertarik khaan?!......
Cinta, sungguh indah nan memukau jiwa dan raga. Tanpa cinta, dunia ibarat neraka, uh sbegitunya!. Kalo anak muda memaknai cinta itu seperti apa ya? Apakah sekedar cinta kepada sesama manusia, atau cinta kepada apa aja. Tapi, mumpung belum jauh ni, sebenarnya cinta itu apa an sih?!.

Cinta,' identik dengan rasa kasih sayang. Cinta merupakan fitrah setiap insan. Allah Swt. Maha tahu kondisi makhluk-Nya, termasuk emosi manusia, yakni perasaan cinta. Buktinya Dia berfirman:

"Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa wanita-wanita, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas da perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik. (QS.ali Imran,3:14)


Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS. ar Rum,30:21)

Jadi, emosi cinta yang kita miliki adalah satu di antara anugerah dari Allah Swt. Patutnya kita bersyukur, tapi kebanyakan kita cuek abis sch (tidak mau bersyukur) sama Allah Rab alam semesta[1]. Sobat, tau nggak Allah-lah yang mengajarkan cinta yang hakiki kepada setiap makhluk-Nya, terspesial kepada hamba-Nya yang beriman[2].Coba mikir, untuk apa kita diciptakan lengkap dibekali potensi jasmani yakni anggota tubuh, dan potensi rohani yakni hati, untuk apa Allah juga menciptakan alam semesta beserta isinya? Ha!...so Question its’ bias nggak kita jawab ya?, Naah……, gunakan akal dan hati nuranimu, baru bias jawab[3].

Kita bias hidup, karena kita dapat memanfaatkan pemberian Allah pada diri kita masing-masing. Kita bias bernapas, karena Allah ciptakan paru-paru and gratiskan kita menghirup oksigen sebebas-bebasnya. Kita mampu merasakan gejolak jiwa ketika jatuh cinta, marah, nangis, tersinggung, dll sebab Allah beri kita indera batin yakni hati. Kita bias makan, Allah lengkapi diri kita dengan system pencernaan dan bahan makanan berupa hewan dan tumbuhan[4]. Coba aja renungi hal lain dari diri kita, pasti kita akan menemukan batas akhirnya yakni semua itu kembali kepada Allah Swt.[5] Dan harus kita sadari segala nikmat yang diberikan-Nya itu adalah bukti Maha cintanya kepada makhluk-Nya.

Eh teman, so tidak salah kaprah dengan kata cinta. Cinta tidak hanya buat sesama insan. Tidak sebatas ucapan perasaan cinta penuh gairah syahwat (nafsu) seorang cowok/pemuda kepada seorang cewek/gadis., “aku cintaa dech sama kamu se-hidup se-mati, berenang dilautan api aku rela demi ndapetin kamu saying, apapun yang kamu mau akan aku berikan”. Aduuh romantisnya bukan main, apalagi cowok dan cewek itu berdua-dua-an. Bahaya banget tu!, aah, emangnya nggak pernah merasa muda aja, nikmatin aja nafsumu selagi muda kalo udah tua nyesal lho! Wah ada yang nyeletuk, ada yang beranggapan begitu. Sikap pemuda seperti ini tidak bias kita biarin aja, saya yang nulis ini juga pemuda, kita yang merasa masih muda hati-hati dengan cinta palsu alias nafsu. Bujuk rayu dengan kata-kata romantis hanya menggiring kita nyeplos benar-benar berenang di lautan api (neraka)[6].Jelas udah tau dua-dua-an dilarang, yaah kok enjoy aja bercinta cara syetan (rayuan mesra-pegangan tangan-janjian setia-pergi ke club gelap-lalu ke “syurga dunia”/zina)[7]. Sobat, cinta yang begitu sangat dilaknat Allah Swt.[8]. Belum bias bedain mana cinta dan mana yang nafsu. Awalnya saying, akhirnya harga diri melayang. Lebih baik masa muda kita manfaatin beribadah ikhlas karena Allah[9], menyayangi Ibu dan ayah yang mencintai kita sejak kita mungil-mungilnya[10], kita boleh memberikan kasih saying kepada semua orang dengan mengingatkan mereka jalan yang benar[11]. Memacari seorang gadis untuk menjadi pendamping hidup juga tidak dilarang asalkan udah nikah sah secara syariat Islam[12]. Kalo belum sanggup nikah, Allah memerintahkan kita untuk memelihara kesucian diri kita[13].

Hey sobat, saking luasnya ar-Rahman (cinta kepada makhluk-Nya) dan ar Rahim (cinta kepada hamba-Nya yang taat), Allah pantas kita cintai dengan cara yang diajarkan kekasih-Nya yakni Nabi Muhammad Saw. Yaitu rajin “SMS (Shalat Memenuhi Syarat) kepada Allah setiap hari ke nomor rakaat :34244 (Maghrib, Isya, Shubuh, Dzuhur, dan Ashar)[14], menyempatkan diri membalas surat cinta dari Allah yakni tilawah Quran dan merenungi setip ayat[15]; menyebut-nyebut nama-Nya pada pagi dan sore (dzikir)[16]; berbincang-bincang dengan-Nya ditengah malam (shalat tahajjud)[17]; membujuk-Nya (berdoa)[18] minta maaf kepada-Nya (bertobat)[19]; dan berusaha mencontoh segala yang dilakukan oleh kekasih-Nya (mengikuti sunnah Rasulullah Saw)[20]. Jika itu semua kita lakukan berarti kita mencintai Allah dan seorang kekasih yang mencintai kekasihnya berhak mendapatkan cinta dari yang dicintai. Mmm………, dari tadi’ kita ngomongin “cinta”, apa sich maksudnya ? ada yang tau?!, atau ‘kura-kura dalam perahu’ nih. Baik, sobat, ini kan bulan Februari alis kata anak ‘gaul-gaulan’ (gaul nyasar) ini “bulan cinta”, dan tepatnya 14 Februari dinamakan Valentine’s Day. Ah, masa sich cinta aja nunggu hari atau bulannya. Nggak logis tau, yang namanya cinta, kasih saying itu sepanjang masa choy!, biar berbulan-bulan, bertahun-tahun, atau sampai kapanpun kita musti memberikan kasih saying kepada sesame. Itu baru namanya cinta, tidak bersifat sementara, apalagi kepada Allah. Kita kan tau Islam adalah agama perdamaian, menyebarkan kasih saying kepada siapa pun. Buktinya Muhammad Saw. Diutus Allah sebagai rahmatallil’Alamain (Kasih saying bagi semesta alam), betul kan?!. Wallahu a’lam


[1] QS.Ibrahim:7,34; anNahl:55; alHajj:38

[2] QS.Maryam :96

[3] QS.an-Nahl:78;al Isra’:36; al Mu’minun:78

[4] Baca QS. alBaqarah:164; al Maidah:96;al An’am:99,141-142; an-Nahl:5,66-69; Taahaa:53-54

[5] QS. Hud:4

[6] QS.Ibrahim:16-17,29,50;al Hijr:43-44; al Hajj:20-22; al Mu’minum:104; al Furqan: 12-13

[7] QS.an-Nisa:120;alHajj:4,53; al Furqan;68;Fatir :6

[8] QS. An-Nisa:52

[9] QS.al Hajj:31

[10] QS. Al Isra’:23-24

[11] QS. Ali Imran:104,114

[12] QS.an-Nahl:72

[13] An Nur:30-33

[14] QS.Hud114;alIsra’:78;alHajj:77;alMukminun:9

[15] QS.an Nisa:82;al-ankabut:51;al-A’raf:204; Yusuf:57; ar-Ra’d:31; Ibrahim: 1,52; an-Nahl:44,98; Fatir: 29; al-Isra’: 9,82; Taahaa: 114; al-Anbiya:10

[16] Tadabburi QS. An-Nur:36; al-A’raf: 205; ar-Ra’d: 28; al-Isra’:110; al-Ahzab: 41-42

[17] QS. Al-Isra’:79; al-Furqan:64

[18] QS. Ali Imran:16; al-A’raf:55-56; Yusuf:10; 12; al-Kahfi:10; al-Mu’minun: 109

[19] QS. Al-Baqarah:160; an-Nisa:27, 106,110; al-Maidah:39; al-An’am:54; Hud:3, 90; al-Hijr:49; an-Nahl:119; al-Isra’:25; an-Nur: 5,10; al-Furqan: 70-71

[20] QS. Al-Anfal: 20,24

0 comments:

Crocodile Print Pointer