Sahabat, seumur hidup pernah tidak tertawa?, ah, yang nggak pernah tertawa, mungkin lagi stres alias abnormal. Bahkan, kita lihat malah lagi stres berat orang banyak tertawa. Nggak percaya, lihat tuh di RSJ, hi hi hi heee!....aloha! (maaf, kelepasan).
Baik, sahabat, tertawa itu sehat. dengan tertawa pikiran kita fresh. Dan tertawa adalah suatu fitrah manusia. Tertawa/tawa identik yang geli/lucu, ngakak, atau apa aja yang bikin kita spontan ngacir. tapi, awas bahaya jika tertawa kelewat batas. Nabi Saw. aja lebih suka tersenyum dan tertawa sekedarnya.
Tertawa seperti apa yang berbahaya?, Nah, Abdul Majid (2004) berkata bahwa tertawa berlebihan alias terbahak-bahak itu bisa menutup pintu hati, menghilangkan marwah (kehormatan/image), merendahkan martabat, dan nilai-nilai insaniah. Nah lebih jauhnya, berikut dampak akibat tertawa 'kelebihan dosis', simak, dan tafakuri (renungkan).
- Mengotori dan merusak hati, apalagi tertawa dengan maksud mengejek seseorang. Firman Allah Swt. ,"Biarlah mereka tertawa sedikit dan banyak menangis, sebagai balasan terhadap apa yang selalu mereka perbuat" (QS. at-Taubah). Allah menegaskan bahwa siapa saja yang menghina, mentertawakan hamba Allah yang beriman, kelak ia akan banyak menangis di dalam neraka jahanam.
- Mengganggu fungsi akal dan mengurangi kecerdasan, karena tertawa berlebihan dapat merusak sel-sel saraf, dan membuat hati menjadi sakit. Dengan kata lain, ketidakmampuan mengontrol diri dan gemar tertawa terbahak-bahak sehingga akal terganggu, lengah, dan upa diri, ini membuka peluang bagi setan untuk menggoda.
- Menyebabkan bercucuran tangis di neraka. Lihat surah an- Najm:59-61. Ibnu Abbas ra. berkata, "Siapa saja tertawa disaat berbuat maksiat, maka akan bercucurkan tangis di neraka".
- Membuat hati menjadi keras dan membatu, penyebab lainnya adalah rakus dalam makan, dan suk bicara yang sia-sia (nggak berbobot).
- Membuat lengah dan lupa. Rasulullah Saw. memperingatkan, "Celakalah orang yang berdusta supaya ditertawakan orang lain. Celakalah dia, celakalah dia." (HR. at-Tirmidzi). Menurut Yahya Mu'adz Razy sebagaimana dikutif al-Faqih ada 4 yang dapat menjadi obat bagi mereka yang terkena "penyakit" seperti ini.
- ingat akan dosa-dosa yang telah diperbuat selama ini;
- sibuk dengan bekerja (memenuhi nafkah) untuk diri dan keluarga;
- ingat sisa umur yang ada tinggal sedikit;
- Memperhatikan setiap musibah yang menimpa, baik diri, keluarga maupun orang lain.
What's Solution ?!.....
Senyum dan tertawalah secara Sederhana.
Yakni tidak mengeraskan suara seperti berteriak keras. hasan al-bana memberi wasit kepada kita,"wahai sahabatku, senyumlah selalu tapi bersederhanalah dalam tertawa." Rasulullah saw. adalah yang paling banyak tersenyum. Beliau tertawa sesuai moment dan tempat. Begitu pula Aristoteles menegskan agar kaula muda dicegah untuk menyaksikan hiburan-hiburan yang membuat orang tertawa berlebihan, sehingga tidak menular keburukan dalam diri."
Sumber: Abdul majid S, Tertawa yang disukai & Tertawa yang dibenci Allah, Jakarta: Gema Insani, 2004.


1 comments:
cuma mau minta saran gimana caranya mengendalikan tawa dan tau pa tiadk adri proses tertawa.
yang jelas infonya manfaat banget bwku makasih berat ya... he....
yut... :););):):) keep simple smile!!!!
Post a Comment