Berbagi Inspirasi Hidupku

Memahami bahasa alam dan kehidupan

Friday 31 December 2010

TUNJUK AJAR MELAYU SARAT DENGAN NILAI-NILAI ISLAM


Judul Buku : Tunjuk Ajar Melayu
Pengarang : Tenas Effendy
Penerbit : Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu 
bekerjasama dengan Penerbit AdiCita, Yogyakarta.
Tahun Terbit : 2006
Tebal : xi + 688 halaman
Presenter : Satria

Saat membaca judul buku ini penulis tertarik untuk mengkajinya selain sebagai tugas tambahan juga sebagai bekal atau panduan bagi penulis selaku generasi muda Melayu dalam mengarungi samudera kehidupan ini. Dalam proses mengkaji, metode yang digunakan adalah mengetahui terlebih dulu sub tema yang disajikan dengan melihat daftar isi. Untuk memahami secara umum isi dari buku ini penulis membaca bagian pendahuluan dan kesimpulan.
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak saja menyebabkan dunia terasa mengecil tetapi membawa berbagai perubahan dalam tatanan kehidupan manusia (Effendy, 2006: 1).
Ilmu dan teknologi canggih yang diserap secara mentah-mentah tidak mustahil dapat menjebak manusia dalam pergeseran dan perubahan pola pikir dan perilaku yang melecehkan nilai-nilai luhur agama, budaya dan norma-norma sosial yang terdapat dalam masyarakatnya. Akibatnya besar kemungkinan mereka akan kehilangan nilai-nilai luhur itu yang lambat laun dapat pula menyebabkan hilangnya kepribadian dan jati diri seseorang (Effendy, 2006: 2).
Bagi orang Melayu, ilmu dan teknologi tidaklah menjadi pantangan. Sebaliknya, keduanya wajib dipelajari, diserap, dan dimanfaatkan dengan sebaik dan sebanyak mungkin (Effendy, 2006: 2).

Pengertian Tunjuk Ajar Melayu
Effendy (2006: 7) mengartikan, tunjuk ajar adalah segala jenis petuah petunjuk, nasihat, amanah, pengajaran, dan contoh teladan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dalam arti luas. 
Tunjuk ajar Melayu adalah segala petuah, amanah, suri teladan dan nasihat yang membawa manusia ke jalan yang lurus dan diridhai Allah yang berkahnya menyelamatkan manusia dalam kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat. Berikut kutipan ungkapan tentang tunjuk ajar.

Yang disebut tunjuk ajar
Petuah membawa berkah
Amanah membawa tuah

Yang disebut tunjuk ajar dari yang tua
Petunjuknya mengandung tuah
Pengajarannya berisi marwah
Petuahnya berisi berkah
Amanahnya berisi berkah
Amanahnya berisi hikmah
Nasehatnya berisi manfaat
Pesannya berisi iman
Kajinya mengandung budi
Contohnya pada yang senonoh
Teladannya di jalan Tuhan

Kandungan Isi Tunjuk Ajar

Tunjuk ajar harus mengandung nilai-nilai luhur agama Islam dan juga sesuai dengan budaya dan norma-norma sosial yang dianut masyarakatnya (Effendy, 2006: 9

Apalah isi tunjuk ajar
Syarak dan sunnah ilmu yang benar

Apalah isi tunjuk ajar
Segala petunjuk ke jalan yang benar


Kedudukan Tunjuk Ajar

Tunjuk ajar ditempatkan pada kedudukan yang penting bahkan teramat penting karena kandungan isinya yang luhur.

Apa tanda Melayu jati
Tunjuk ajarnya dipegang mati

Apa tanda Melayu berbudi
Tunjuk ajarnya dijunjung tinggi

Mereka menyadari, bahwa tanpa tunjuk ajar atau petuah amanah, banyak nilai luhur yang terabaikan dan banyak manfaat yang terbuang percuma, bahkan tidak mustahil dapat menyebabkan orang menjadi sesat ataupun gagal dalam hidupnya (Effendy, 2006: 12).
Orang Melayu sekuat tenaga mempelajari, memahami, dan mewariskan tunjuk ajar secara turun-temurun.

Tunjuk ajar dibesarkan
Petuah amanah dimuliakan
Nasehat amanat diingat-ingat
Supaya tunjuk berpanjangan
Supaya ajaran berkelanjutan
Supaya petuah tidak punah
Supaya amanah tidak musnah
Supaya nasehat memberi manfaat
Supaya amanat memberi berkat

Manfaat Tunjuk Ajar
Orang tua-tua Melayu mengatakan, bahwa tunjuk ajar amat besar manfaat dan nilai positifnya bagi kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat, baik bagi pribadi maupun bagi masyarakat, bangsa dan negara.

Kalau hendak menjadi orang
Tunjuk ajar hendaklah pegang

Pewarisan Tunjuk Ajar

Untuk mewujudkan manusia bertuah, berbudi luhur, cerdas, dan terpuji, orang Melayu mewariskan tunjuk ajarnya dengan berbagai cara, baik ungkapan lisan maupun melalui contoh dan teladan ( Effendy, 2006: 15).
Sebagaimana ungkapan
Sebelum mengajar, banyak belajar
Sebelum memberi contoh, bersifatlah senonoh
Sebelum memberi teladan, betulkan badan
Sebelum menasehati orang, nasehati diri sendiri

Kewajiban adat yang menyuruh untuk mewariskan tunjuk ajar mendorong orang Melayu untuk melakukan pewarisan sejak dini.

Adat hidup berlaki bini,
Tunjuk ajar beri memberi

Adat hidup anak beranak
Tunjuk ajar sama dipinak

Selain mewajibkan pewarisan tunjuk ajar, adat Melayu menyimpulkan pula bahwa sebelum memberikan tunjuk ajar, seseorang terlebih dahulu wajib memahami, mencerna, dan menghayati nilai luhur yang terdapat di dalam tunjuk ajar.
Di dalam kehidupan tradisional orang Melayu, kebanyakan dari mereka lebih mempercayai contoh dan teladan nyata yang dapat mereka lihat dengan mata kepala dari pada mendengar pembicaraan. Orang tua-tua mengatakan, “ mencontoh kepada yang nampak, meniru kepada yang nyata”.

“mulut bermadu, perangai macam hantu” , “bila bercakap bercabang lidah, seumur hidup tidak dipercaya orang”. Bila bercakap bercabang lidah, pantang sekali memegang amanah” (Effendy, 2006: 19).
Bila pewarisan tunjuk ajar dikaitkan dengan pembangunan bangsa, maka dapat dilihat adanya titik temu, mengingat tunjuk ajar mengandung nilai-nilai luhur yang amat diperlukan terutama dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (Effendy, 2006: 24).
Nilai-nilai luhur budaya lokal amat diperlukan untuk menapis dan menyaring unsur budaya asing.
Kalau cerdik tidak beriman
Lambat laun menjadi setan

Kalau pandai tidak beradat
Lambat laun hidup kan sesat

Upaya Penyebarluasan Tunjuk Ajar
Untuk menyebarluaskannya diperlukan penggalian, kajian, dan penafsiran secara lebih mendalam agar tunjuk ajar benar-benar menunjukkan nilai-nilai luhurnya yang bermanfaat bagi kehidupan masa kini dan masa mendatang. Karena tunjuk ajar Melayu mempergunakan bahasa kiasan, perumpamaan, dan lambang serta lain sebagainya yang sarat berisi nilai-nilai luhur, maka pemahamannya memerlukan pengetahuan mengenai kebudayaan Melayu. Ungkapan-ungkapan tunjuk ajar Melayu amat dalam maknanya. Untuk memahaminya diperlukan pengetahuan bahasa, adat istiaat, lambang-lambang, serta sastra lisan Melayu (Effendy, 2006: 26).
Upaya penyebarluasan tunjuk ajar akan lebih maksimal hasilnya bila dilakukan oleh para intelektual Melayu, terutama dari kalangan generasi muda. “Permata tunjuk ajar itu akan lebih cemerlang bila digosok oleh jauharinya”. Di tangan mereka tunjuk ajar Melayu akan seperti “ yang setitik jadi lautan yang sekepal menjadi gunung”.

Butir-Butir Tunjuk Ajar
Butir-butir tunjuk ajar ialah kandungan isi tunjuk ajar yang dipilah-pilah ke dalam beberapa kategori untuk membantu penelaahannya secara lebih terarah (Effendy, 2006: 29).
Adapun butir-butir tunjuk ajar tersebut terdiri dari
1. Ketakwan kepada Tuhan Yang maha Esa
2. Ketaatan kepada Ibu dan Bapak
3. Ketaatan kepada Pemimpin
4. Persautuan dan kesatuan, Gotong-royong, dan tenggang rasa
5. Keadilan dan kebenaran
6. Keutamaan menuntut ilmu pengetahuan
7. Ikhlas dan rela berkorban
8. Kerja keras, rajin dan tekun
9. Sikap mandiri dan percaya diri
10. Bertanam budi dan membalas budi
11. Rasa tanggung jawab
12. Sifat malu
13. Kasih sayang
14. Hak dan Milik
15. Musyawarah dan mufakat
16. Keberanian
17. Kejujuran
18. Hemat dan cermat
19. Sikap rendah hati
20. Bersangka baik terhadap sesama makhluk
21. Sifat perajuk
22. Sifat tahu diri


Tuan dan Puan mau yang selengkapnye, sile cari buku ini di toko buku, perpustakaan terdekat, atau perpustakaan STAIN Pontianak lantai II ruang Malay Corner

0 comments:

Crocodile Print Pointer