10 November 2010 pukul 21:37
Pasrah dan putus asa, yang hanya menatap sisi kelam dunia adalah musibah. Cakrawala dunia yang begitu luas akan tertutup. Slogan “Banyak jalan menuju Roma” akan terganjal. Kehidupan yang indah menjadi gelap, surut ke belakang, kehilangan daya pikat untuk meraih sesuatu yang lebih baik.
Rasulullah saw. Kagum dengan sikap optimis dan penuh harapan. Beliau benci sikap pesimis. Sikap optimis berpengaruh positif pada jiwa. Sikap pesimis justru sebaliknya dan malah akan berujung pada sebuah kehancuran.
Seseorang yang berkelana menuntut ilmu, berdagang atau melakukan hal-hal yang lain, pasti mengalami berbagai kemungkinan buruk untuk kehilangan barang, penipuan, pencurian, tertimpa penyakit, dan lain-lain. Namun di samping kemungkinan buruk, juga pasti ada kemungkinan baik lainnya seperti kesuksesan, keuntungan, kesehatan, dan lain-lain. Boleh jadi juga dia akan menggapai suatu kesuksesan di luar dugaannya.
Seorang yang optimis akan selalu melihat kemungkinan baik. Dunia ini penuh harapan. Sekalipun dia juga tetap memperhitungkan hal-hal buruk yang mungkin terjadi dan siap menghadapinya. Sebaliknya, pribadi yang pesimis selalu memandang sisi gelap kehidupan. Dalam benaknya, hanya tersirat kemungkinan buruk. Baginya, hidup hanyalah mimpi buruk belaka.
Pribadi pesimis, dengan cara pandang hidupnya yang gelap gulita, akan selalu menanggung beban hidup berat di pundaknya. Derap langkahnya selalu berhati-hati, lunglai tak berdaya. Jiwa pesimis, bergelayut saat mulai mengayuh sampan asa. Akibatnya, daya juang pun pupus, tali temali cinta yang telah dirajutnya pun putus.
Pendeknya, seorang pesimis akan selalu hidup sengsara. Kesuksesan yang secara kebetulan dia gapai pun tak luput dari pikiran “kotor”nya. Dia selalu dihantui oleh ketakutan bahwa kesuksesannya akan terenggut. Orang itu sudah mati saat masih hidup. Mati harapan, mati cinta, mati kedamaian. Ahli hikmah mengatakan: “Manusia yang paling papa (miskin/tidak berdaya) adalah orang yang tidak punya harapan yang mendorongnya untuk berbuat”.
Membangun optimisme adalah langkah kesuksesan, luruskan niat (tujuan) dengan kesungguhan pasti ada jalan.
“Kalau keinginan (niat) benar pasti ada jalan”.
Allah swt. Berfirman:
“..Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik...” (QS. Al Ankabut:69).
(Sumber: Prof.Dr. Abdul Karim Bakkar,h.52-53)
0 comments:
Post a Comment