Berbagi Inspirasi Hidupku

Memahami bahasa alam dan kehidupan

Sunday, 25 March 2012

Lenyapkan Kecemasan

10 November 2010 pukul 21:10

Salah satu penyakit modern yang amat banyak dialami umat manusia di negara-negara maju adalah kecemasan hati. Para dokter semakin sedikit menerima kedatangan pasien dengan keluhan penyakit mengenai badannya, tetapi yang semakin banyak adalah pasien yang menderita penyakit batin dan perasaan. Penyakit yang bernama “kecemasan” ini sangat berpengaruh pada kebahagiaan dan kesejahteraan hidup seseorang. Penderita penyakit ini selalu tersiksa dan tidak dapat hidup tenang, tentram dan gelisah. Dalam kesusahan hati yang demikian ini maka aktivitas hidup orang tersebut akan mengalami kemunduran serta sulit menggapai dan menambah kebahagiaan hidup.

Dr. Smiley Blanton, seorang dokter yang sangat populer di Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa kecemasan hati adalah penyakit modern yang sangat gawat. Para ahli psikologi berpendapat bahwa kecemasan hati adalah penyakit manusiawi yang rumit dan akan merusak struktur kepribadian umat manusia. Para ahli penyakit dalam dan ahli bedah berpendapat bahwa pengaruh kecemasan hati bukan hanya mengenai pikiran tetapi juga berpengaruh pada usus, jantung dan otak.

Sedangkan Dr. Stanley Cobb, seorang ahli saraf ternama, mengungkapkan bahwa kecemasan dan kesusahan hati mempunyai hubungan erat dengan gejala-gejala rheumatid arthritis. Dan diakui atau tidak bahwa seseorang yang dilanda kecemasan dan kesusahan hati dalam menjalani kehidupannya maka orang tersebut akan mengalami kelambatan berpikir, susah tidur, konsentrasi terganggu dan berkurangnya daya tahan tubuh terhadap serangan suatu penyakit.

Umat manusia sepanjang menjalani kehidupannya baik yang sudah terlewati maupun yang masih akan dijalani, banyak hal yang bisa dijumpai dan menjadi sumber munculnya kecemasan dan kesusahan hati pada diri seseorang. Semisal masa depan yang masih kabur, perjuangan hidup yang semakin berat, kepemilikan ilmu pengetahuan yang sangat terbatas, jumlah anak yang banyak, sumber mata pencaharian tergoncang atau dilanda kerugian besar yang menyebabkan sukar untuk bangun kembali, penyakit yang diderita tidak kunjung sembuh meski telah berobat, tidak siap mengikuti ujian dan beragam problematika hidup lainnya. Karena itu, semakin lemah struktur kepribadian seseorang maka semakin banyak sumber atau penyebab kecemasan dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Sebaliknya, semakin kuat dan teguh struktur kepribadian seseorang maka semakin mampu mengarungi sumber yang dinilai bisa mendatangkan kecemasan dalam hidupnya, bahkan dapat memandang secara lebih baik dan objektif sehingga tidak akan menumbuhkan kecemasan hati sedikit pun.

Usaha melenyapkan kecemasan hati harus dimulai dari sikap kita sendiri dalam menghadapi kecemasan itu. Yang penting bagi kita adalah membentuk sikap yang baik, positif dan rasional dalam menghadapi suatu hal atau keadaan yang menjadi sumber kecemasan kita. Jangan hanyut ke dalam dunia khayalan negatif sehingga taraf kecemasan semakin bertambah parah dan menyebabkan diri semakin kecil dan lemah dalam menghadapi masalah. Tumbuhkan sikap lebih berani dan mampu yang lebih besar dalam menghadapi problematika hidup.

Juga, kepercayaan diri dijernihkan dan dibina sekuat mungkin. Kosongkan pikiran yang sarat dengan kecemasan dan ketidakmampuan diri dan isi dengan pikiran yang lebih positif dan berkemampuan. Kemudian bulatkan tekad di dalam diri bahwa kita cukup mampu menghadapi sumber kecemasan itu, bahkan harus siap menghadapi persoalan yang lebih besar. Di samping itu, masih ada kekuatan batin yang belum kita manfaatkan, yaitu nilai-nilai keimanan yang kuat, kita harus pasrah sepenuh hati kepada Tuhan dan selalu berharap pertolongan-Nya. Di samping usaha menjadikan solusi yang tiada henti kita jalankan. Kunci dari itu semua adalah keyakinan atas pertolongan-Nya, keberanian, dan konsisten berusaha sekuat tenaga dengan mengerahkan segenap potensi yang dimiliki, niscaya impian kebahagiaan hidup akan menjadi kenyataan yang dapat dinikmati.

Rilekslah
(Terinspirasi dari buah hikmah seorang Dr. H. Hasan Basri yang berjudul “Meniti Jalan Kehidupan”, Penerbit Darussalam: Yogyakarta, 2004.)

0 comments:

Crocodile Print Pointer