Berbagi Inspirasi Hidupku

Memahami bahasa alam dan kehidupan

Sunday 24 August 2014

Nenek Angkot

Sore kemarin, hatiku terenyuh menyaksikan di depan mataku sosok wanita tua renta berbaju kumal dengan jahitan baju dari kain dan perca bekas menumpang angkot yang juga Aku dan Ayahku tumpangi. Aku membayangkan betapa kerasnya hidup yang beliau lalui, "kemana anak cucunya dan sanak keluarganya?...sungguh tega mereka membiarkan wanita tua ini pulang pergi di luar rumah" bisikku dalam hati.
Semestinya wanita serenta itu sudah duduk-duduk santai dan beristirahat di rumah berkumpul bersama anak dan cucunya serta keluarganya.
Untuk melangkahkan kaki tuanya saja saat ia menaiki angkot sangatlah kesulitan. Bagaimana sulitnya ia melangkah berjalan menyusuri jalan dari pemukiman dan pasar untuk mengais rezeki. Entah apa yang masih sanggup dilakukan wanita serenta itu. Seandainya yang kusaksikan itu nenekku, Aku tak akan membiarkan ia keluar berjalan kaki seperti itu.

Dari gaya bicaranya, tampak jelas bahwa sejak muda ia adalah sosok yang sangat ramah dan penyabar. Orang yang tidak dikenalinya pun diajaknya bicara.
Ada kemungkinan si nenek itu akibat usianya yang lanjut, ia telah menderita pikun (lupa ingatan). Sehingga ia tidak bisa lagi membedakan mana orang yang ia kenal atau mana yang tidak. Atau memang wataknya yang ramah.

Bisa jadi pula, nenek itu akibat usia rentanya, ia secara psikologis sulit diatur oleh anak dan sanak keluarganya, sehingga semaunya berjalan ke sana- kemari.
Meski demikian, kita selaku anak, cucu atau sanak keluarga mestinya peduli dan memahami dengan penuh kasih sayang terhadap anggota keluarga kita. Apalagi jika anggota keluarga itu sudah berumur lanjut. Sudah menjadi suatu hal yang wajar mereka yang berumur tua dihormati dan dimaklumi. Karena faktor usia, mereka akan mengalami kepikunan, secara prilaku kadang sulit dimengerti, serba salah, ingin dimanja, keras kepala dan lain sebagainya.

Sungguh, secara nurani Angah kagum dengan sosok wanita tua renta itu.
Melihatnya, angah jadi teringat sosok mendiang nenekku yang sangat menyayangiku, mencium pipiku dari mulai bayi, balita, anak-anak hingga aku kuliah. Sosok yang suka mendongeng, membuatkan Lengkeng Pisang (Pisang Salai) kesukaanku. Serasa menetes air mata ini. Sahabat, jika umur kita panjang, kita akan mengalami hal yang serupa bertahan dengan usia renta menanti akhir hayat.

#‎MenitiUsiaRenta‬ ‪#‎HormatiParaManula‬ :) (y) ‪#‎MerekaJugaPernahMudaSepertiKita‬ ‪#‎SuatuMasaKelakKitaAkanSepertiMereka‬
-------------------------
Status Facebook

0 comments:

Crocodile Print Pointer