Punya Ilmu, jangan Sombong

Abul aziz Salim Basyarahil (1993: 66) mengungkapkan sebuah pepatah “ jangan berkawan dengan kawan yang merahasiakan ilmunya terhadap kamu “. Ini menunjukan bahwa ilmu yang kita miliki mestinya diamalkan dan disampaikan kepada orang lain sehingga orang lain merasakan manfaat dari ilmu tersebut. Sungguh mulia apa yang dilakukan para ilmuan. Dengan jerih payahnya mereka mendapatkan suatu ilmu. Mereka berhari-hari, bahkan bertahun-tahun melakukan riset. Namun, ilmu tidak membuat mereka lupa jati diri.Melalui ilmu yang mereka publikasikan, mereka telah berjasa untuk sesamanya. Wajarlah jika mereka dijuluki pahlawan dunia. Misalnya Nabi Muhammad Saw. yang oleh Michael H. Hart dalam bukunya Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, didudukan pada urutan yang pertama dari sekian banyak para tokoh dunia. Alasannya Nabi Muhammad Saw. dikenal sebagai tokoh pemimpin di segala bidang. Beliau jauh dari sifat menyombongkan diri terhadap kedudukannya sebagai utusan Tuhan. Nabi Saw.selalu menyampaikan pelajaran kepada para sahabat secara bijaksana.

Kebanyakan dari para ilmuan adalah pribadi-pribadi yang bukan semata-mata ingin pujian dan sanjungan terhadap ilmu yang dimilikinya. Lebih dari itu, merekalah yang ingin membuktikan kebenaran kepada dunia dan berani berkorban untuk kepentingan masyarakat banyak. Meskipun di antara mereka ada harus berhadapan dengan resiko yang mengancam dirinya. Misalnya ilmuan Galileo Galileo (1564-1642) yang dijebloskan dipenjara gara-gara penemuannya tentang hukum pengitaran bumi terhadap matahari. 

Bagaimana dengan kita selaku intelektual muda, yang kerjaannya tidak jauh dari mengkaji ilmu. Belajarlah dari pengalaman para tokoh tersebut. Jangan merasa sudah puas memiliki suatu ilmu. Lalu memelihara sifat sombong kepada diri sendiri yakni tidak berusaha menambah dan menggali lebih dalam ilmu yang telah dimiliki. Atau sombong terhadap orang lain, amat pelit menyampaikan ilmunya kepada orang lain yang membutuhkan. Ia sok hebat sendiri, lantas meremehkan kebodohan dan keterbatasan orang lain. Sikap seperti inilah yang sangat dimurkai Yang Maha memiliki Ilmu. Bahkan Tuhan tidak segan menarik kembali ilmu pada diri