Berbagi Inspirasi Hidupku

Memahami bahasa alam dan kehidupan

Thursday 18 December 2008

KEPRIBADIAN


Pendahuluan
Para ahli psikologi kepribadian berbeda pendapat mengenai bagian mana dari kepribadian itu yang paling hakiki. Dalam buku filsafat antropologi dan psikologi kepribadian sering disebut perbedaan antara pandangan kontinental (daratan Eropa terutama Jerman), pandangan Amerika, dan pandangan Asia. Perbedaan pandangan dalam psikologi kepribadian hanya merupakan kesan atau pengaruh masa lampau Ahmad Fauzi (2004: 113).

Di daratan Eropa sangat besar pengaruh para filosof seperti G.W.Leibniz (1646-1716) dan Imanuel Kant (1724-1804), sedangkan di Amerika dan Inggris lebih dipengaruhi oleh ajaran John Locke (1632-1704). Di Asia pandangan mengenai manusia dan kepribadian sangat dipengaruhi oleh filsafat agama Hindu, Budha, Konfusius, dan Islam. Ahmad Fauzi (2004: 114) mengatakan, antara ketiga pandangan itu saling meminjam pemikiran untuk menyempurnakan pemahamannya terhadap masalah kejiwaan.

John Locke misalnya, terkenal dengan teori tabula rasa (papan lilin yang siap digambari). Sewaktu lahir jiwa manusia dianalogikan seperti selembar kertas putih bersih yang belum ditulis sama sekali.
Apakah kepribadian itu? Siapa yang belum pernah menyadari bagaimana sulitnya menjelaskan kata-kata, seperti cinta, watak, dan kebahagiaan ?.Setiap orang sedikit banyak mengetahui maksud kata-kata itu. Seperti halnya kepribadian. Alek Sobur (2003: 299) menganalogikan kepribadian seperti tenaga listrik. Meski samar-samar dapat diketahui artinya tapi akan sukar ketika menjelaskan secara detail maknanya.

Beragam sebutan atau istilah dipaparkan dan berhubungan dengan kepribadian ini. Seperti personality, temperamen, watak, perangai, tabiat dan lainnya. Semua itu ada yang diidentikkan dengan kepribadian dan di antaranya merupakan bagian dari kepribadian. Hal ini terjadi disebabkan adanya perbedaan sudut pandang atau pijakan baik secara definitif maupun esensinya. Pengistilahan ini dibuat guna memberikan pendekatan pemahaman seputar kepribadian. 

Adapun fokus telaah untuk tema Kepribadian ini adalah:
a. Definisi Kepribadian
b. Teori-Teori Kepribadian
c. Proses Perkembangan Kepribadian
d. Tipe-Tipe Kepribadian

A. Definisi Kepribadian

Kepribadian itu memiliki banyak arti, bahkan boleh dikatakan jumlah definisi dan arti dari kepribadian adalah sejumlah orang yang menafsirkannya. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian dan pengukurannya.
Kata “kepribadian” (personality) berasal dari kata Latin: persona. Semula kata persona ini adalah sebutan untuk topeng yang biasa digunakan oleh pemain sandiwara di zaman Romawi sesuai perannya masing-masing. Lambat-lain, kata persona (personality) berubah makna menjadi gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok atau masyarakatnya, kemudian individu tersebut diharapkan bertingkah laku sesuai dengan gambaran sosial (peran) yang diterima (Koswara dalam Sobur, 2003: 299). Secara umum kepribadian menunjuk pada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya. Pada dasarnya definisi dari kepribadian secara umum ini adalah lemah karena hanya menilai perilaku yang dapat diamati saja dan tidak mengabaikan kemungkinan bahwa ciri-ciri ini bisa berubah tergantung pada situasi sekitarnya selain itu definisi ini disebut lemah karena sifatnya yang bersifat evaluatif (menilai), bagaimanapun pada dasarnya kepribadian itu tidak dapat dinilai “baik” atau “buruk” karena bersifat netral.
Menurut Allport dalam Sumadi (2005: 205), kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisik yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Allport menggunakan istilah sistem psikofisik dengan maksud menunjukkan bahwa jiwa dan raga manusia adalah suatu sistem yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, serta diantara keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku. Sedangkan istilah khas dalam batasan kepribadian Allport itu memiliki arti bahwa setiap individu memiliki kepribadiannya sendiri. Tidak ada dua orang yang berkepribadian sama, karena itu tidak ada dua orang yang berperilaku sama.

Dari definisi Allport tersebut, Sobur (2003: 300) menjelaskan bahwa kepribadian memiliki beberapa unsur yaitu:
1. Kepribadian itu merupakan organisasi yang dinamis.
2. Organisasi tersebut terdapat dalam diri individu.
3. Organisasi itu berdiri atas sistem psikis, yang menurut Allport meliputi sifat dan bakat, serta sistem fisik (anggota dan organ tubuh) yang saling terkait.
4. Organisasi itu menentukan corak penyesuaian diri yang unik dari tiap individu terhadap lingkungannya.
Berbeda dengan Sigmund Freud, memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem yaitu Id, Ego dan Superego. Dan tingkah laku, menurut Freud, tidak lain merupakan hasil dari konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem kerpibadian tersebut (andragogi.com).
Kepribadian juga berarti ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khusus (Sobur, 2003: 301).
Kepribadian seseorang itu tersusun dari semua sifat yang dimilikinya. Beragam sifat yang dikenal di antaranya,
1. Ada yang berkaitan dengan cara orang berbuat, seperti tekun, tabah, dan cepat.
2. Ada yang menggambarkan sikap, seperti sosiabilitas dan patriotisme.
3. Ada yang berhubungan dengan minat, seperti estetis, atletis, dan sebagainya.
4. Yang terpenting ialah temperamen emosional, meliputi optimisme, pesimisme, mudah bergejolak, dan tenang.

B. Teori-Teori Kepribadian
Dalam bukunya Theories Personality (1981), Schultz mengatakan, paling sedikit ada sembilan teori kepribadian, yakni psikoanalisis, neopsikoanalisis, interpersonal, sifat, perkembangan, humanistik, kognitif, behaviorisme, dan bidang terbatas. Alex Sobur (2003:305) dalam bukunya Psikologi Umum, membahas empat teori kepribadian utama, yakni teori kepribadian psikoanalisis, teori-teori sifat (trait), teori kepribadian behaviorisme, dan teori psikologi kognitif.
Penulis tidak akan menjelaskan teori-teori dari Schultz maupun pemaparan Alex Sobur secara keseluruhan. Hemat penulis lebih memilih menjelaskan teori-teori Sifat. Sebab Sobur (2003: 307) menilai bahwa Allport selaku salah satu penggagas trait theories ini bercorak eklektik dengan memasukkan pengertian dari psikologi, sosiologi, filsafat, dan agama.
Teori-teori Sifat (Trait Theories) meliputi pandangan “psikologi individu” Gordon Williard Allport, “psikologi konstitusi” William Sheldo, dan “teori faktor” Raymond Cattell (Hall dan Lindzey dalam Sobur, 2003: 307). Berdasarkan teori-teori tersebut, manusia dikatakan memiliki sifat-sifat tertentu yakni kecenderungan untuk berprilaku dengan cara tertentu.
Bagi Allport, sifat dibedakan antara sifat umum (general trait) dan kecenderungan pribadi (personal disposition). Sifat umum adalah dimensi sifat yang dapat membandingkan individu satu sama lainnya. Kecenderungan pribadi dimaksudkan sebagai pola atau konfigurasi unik sifat-sifat yang ada dalam diri individu.
Teori-teori sifat berikutnya adalah teori-teori dari William Sheldon. Ia adalah seorang psikolog, dokter, dan ahli ilmu alam yang percaya bahwa struktur fisik menentukan perilaku seseorang. Menurut Sheldon, psikologi konstitusi adalah suatu studi mengenai aspek-aspek psikologis dari perilaku manusia yang berkaitan dengan morfologi dan fisiologi tubuh.
Menurut Sheldon dalam Sobur (2003: 309) ada tiga dimensi temperamental dari sifat manusia, yaitu:
1. Viscerotonia. Individu yang memiliki nilai viscerotonia yang tinggi, memiliki sifat-sifat, antara lain suka makan enak, pengejar kenikmatan, tenang, toleran, lamban, santai, pandai bergaul.
2. Somatotonia. Individu dengan sifat somatotonia yang tinggi memiliki sifat-sifat seperti suka berpetualang dan berani mengambil risiko yang tinggi, membutuhkan aktivitas fisik yang menantang, agresif, kurang peka dengan perasaan orang lain, cenderung menguasai dan membuat gaduh.
3. Cerebretonia. Pribadi yang mempunyai nilai cerebretonia dikatakan bersifat tertutup dan senang menyendiri, tidak menyukai keramaian dan takut kepada orang lain, serta memiliki kesadaran yang tinggi. Bila sedang dirundung masalah, ia memiliki reaksi yang cepat dan sulit tidur.
Trait Theories lainnya adalah “teori faktor” Raymond Cattell. Dari hasil penelitian Cattell dihasilkan 12 faktor kepribadian, yang kemudian ditambah 4 lagi dengan penilaian sendiri yang dianalisis faktor. Ia memberi nama teknik bagi faktornya yang terdengar aneh misalnya, affectia versus sizia), ia juga memberi label yang lebih dikenal ramah versus tak ramah. Sebagian faktor lain adalah stabil-emosional, dominan-tunduk dan imaginatif-praktis (Sobur, 2003: 309).

C. Proses Perkembangan Kepribadian
Pembentukan Kepribadian
Penelitian pada bayi yang baru lahir menemukan bahwa perbedaan karakteristik seperti keaktifan, rentang perhatian, kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan, dan suasana hati umumnya, dapat diamati segera setelah kelahiran. Karakteristik temperamen awal ini cenderung bertahan dalam diri anak yang perkembangannya diikuti selama lebih dari 20 tahun (Thomas dan Chess dalam Atkinson dkk,1983: 147).
Rita L. Atkinson (1983: 147) menambahkan bahwa pradisposisi biologis yang dibawa sejak lahir akan dibentuk melalui pengalaman yang diperoleh dalam proses perkembangan. Sebagian dari pengalaman ini bersifat umum, dialami oleh sebagian besar orang yang dibesarkan dalam budaya atau subbudaya tertentu; pengalaman yang lain bersifat unik bagi seseorang.
Carl Gustav Jung (1875-1961) dalam Sobur (2003: 312) mengatakan bahwa pertumbuhan pribadi merupakan suatu dinamika dan proses evolusi yang terjadi sepanjang hidup. Individu secara kontinyu berkembang dan belajar keterampilan baru seta bergerak menuju realisasi diri.
Hakikatnya, kepribadian mencakup semua aspek perkembangan, seperti perkembangan fisik, motorik, mental, sosial, moral, tetapi melebihi penjumlahan semua aspek perkembangan tersebut (Sobur, 2003: 312). Dengan kata lain, pembentukan kepribadian seseorang sangat ditentukan dari faktor internal dan eksternal dirinya.

D. Tipe-Tipe Kepribadian
Setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda. Meski demikian, dari perbedaan tersebut terdapat aspek persamaannya bagi sejumlah individu. Atas dasar inilah para ahli mengklasifikasikan kepribadian manusia ke dalam beberapa tipe.
Menurut Pearson (2001) dalam The hero and the outlaw: building extraordinary brands through the power of archetypes, dikenal istilah archetype. Archetype adalah struktur, tema, atau karakter utama yang merepresentasikan diri seseorang, yang mempengaruhi cara individu mempersepsikan pengalamannya, yang menggambarkan kebutuhan dasar individu yang berusaha dipenuhi. (rumahbelajarpsikologi.com).
Jenis Archetype
Terdapat dua belas archetype, dengan setiap archetype terdapat informasi berupa gambaran umum, bagaimana individu dengan archetype yang aktif tersebut menghadapi dan menyelesaikan masalah, kecenderungan apa yang terjadi jika archetype tersebut dominan dalam diri seorang individu, cerita-cerita yang bagaimana yang menarik individu disesuaikan dengan archetype, tipe kepemimpinan, dan kebutuhan terdasar yang menjadi landasan motivasi individu dalam melakukan sesuatu. Ke-12 jenis archetype itu adalah innocent, orphan, warrior, caregiver, seeker, lover, destroyer, creator, ruler, magician, sage, dan jester.
The Innocent
Individu dengan archetype innocent adalah individu yang melihat dunia sebagai tempat yang aman dan nyaman untuk hidup, mereka percaya bahwa dunia penuh dengan kebaikan dan keadilan. Individu dengan archetype innocent cenderung memperhatikan kebaikan, apa yang dapat dipercaya dan bermanfaat dalam hidup dan dalam diri orang lain, dan mereka melupakan adanya sisi bahaya, ancaman dari orang lain, dan bagaimana sulit dan kerasnya hidup untuk orang lain.
The Orphan
Individu dengan archetype orphan adalah individu yang akrab dengan masalah dan tragedi, sehingga mereka sangat terbiasa dan mengetahui dengan pasti bagaimana bertahan dari masalah, dan kekecewaan dalam hidup. Oleh karena itu mereka biasanya merasa hidup adalah tidak mudah, demikian pula hidup orang lain, sehingga mereka biasanya mempunyai empati yang tinggi akan orang-orang yang membutuhkan bantuan atau yang sama keadaannya dengan mereka.
The Warrior
Individu dengan archetype warrior adalah individu yang berusaha untuk menunjukkan apa artinya dan bagaimana jika seseorang mempunyai keberanian sejati, dan kemauan. Biasanya orang-orang dengan archetype warrior mempunyai atau berkeinginan untuk mempunyai kemampuan untuk membela idealisme yang dianut, untuk membela diri sendiri, sesama, dan melakukan apapun untuk sukses, terlepas dari perasaan takut dan lelah yang harus dihadapi, seorang warrior akan berusaha mencapai tujuan tersebut.
The Caregiver
Individu dengan archetype caregiver adalah individu penuh dengan cinta dan kepedulian dalam membantu sesamanya, individu dengan archetype ini melihat sesamanya dengan sisi kebaikan, menyayangi, dan memaafkan. Mereka biasanya membuat dunia menjadi tempat lebih aman dan lebih nyaman untuk semua orang. Dalam relasinya dengan orang lain, mereka cenderung berperilaku seperti orang tua yang penyayang, membuat lingkungan yang sehat, aman dan nyaman untuk sesama.
The Seeker
Individu dengan archetype seeker adalah individu yang mandiri, berjiwa petualang, dan senantiasa mengetahui bagaimana memenuhi keinginan dirinya, selalu mencari pengalaman baru, menguji batas diri atas apa yang mungkin ditemukan dan dilakukan. Biasanya seeker menghindari konformitas, mencari identitas dan jati diri sesungguhnya dari diri, dan berusaha memaksimalkan potensi diri, berambisi, apapun tujuan yang ingin dicapai, seeker akan mengutamakan pengembangan diri, dan penemuan diri dalam mencapai tujuan tersebut.
The Lover
Individu dengan archetype lover adalah individu yang penuh dengan cinta untuk orang lain dalam hidupnya, membalas afeksi sesama dengan cinta yang lebih, dan menikmati kegiatan-kegiatan menyayangi dan berbagi cinta, baik terhadap anak-anak, hewan, keindahan, maupun benda. Lover juga sangat pandai dalam menciptakan suasana yang romantis, dan indah, dimana situasi dan suasana menjadi terasa spesial.
The Destroyer
Individu dengan archetype destroyer adalah individu yang mengerti bagaimana mengatasi sebuah kehilangan dengan kerelaan, dan kembali maju melanjutkan hidup. Destroyer juga mempunyai kecenderungan untuk membuat pembenaran atas pelanggaran norma yang dilakukan, merasionalisasikan segalanya, hal ini dapat menyakiti orang lain, merusak sesuatu, dan berefek buruk pada orang banyak, jika kesulitan mengkontrol drorngan impulsive dalam diri.
The Creator
Individu dengan archetype creator adalah individu yang penuh dengan imajinasi dan aspirasi, dan kemampuan diri creator biasanya mendukung individu dengan archetype creator untuk merealisasikan imajinasi, kreatifitas, dan aspirasinya dengan kemudahan.
Kebutuhan dasar archetype ini adalah merealisasikan sesuatu yang inovatif, dari kreatifitas dan inspirasi diri, menciptakan sesuatu untuk diri sendiri, maupun orang lain. Terlihat sebagai seseorang yang praktikal, dan dipercaya mempunyai kemampuan untuk membuat sesuatu yang dibutuhkan dunia. Jadi biasanya creator akan menghindari melakukan sesuatu yang tipikal, dan biasa.
The Ruler
Individu dengan archetype ruler adalah individu yang akan mengambil alih sesuatu hal jika dilihat sesuatu telah berantakan dan tidak terkontrol, sehingga individu mengambil kontrol atas situasi tersebut. Seperti pemimpin yang baik, ruler akan mengutamakan apa yang baik untuk orang-orang yang mengikutinya, mengembangkan rasa tanggung jawab diri dalam menciptakan kondisi yang menguntungkan setiap orang.
The Magician
Individu dengan archetype magician adalah individu yang karismatik, dan mempunyai kemampuan natural seakan-akan dapat menyembuhkan dan menenangkan sesuatu yang terpecah belah, menyatukan orang-orang di balik sebuah visi yang sama, dan visi tersebut masih dalam batasan real.
Kebutuhan dasar: adalah mempunyai visi, dan bekerjasama bagaimana mewujudkan visi tersebut menjadi realitas. Individu magician selalu ingin dilihat sebagai individu yang berkarisma dan mempunyai visi, namun juga sedikit misterius dan tidak tertebak.
The Sage
Individu dengan archetype sage adalah individu yang tidak hanya mempunyai banyak pengetahuan, namun juga bijaksana, individu ini mempunyai rasa keingintahuan dan senang sekali memikirkan sesuatu, berjuang untuk memberikan opini pada suatu hal dengan meminimalisir bias diri atas opini tersebut, berusaha sebaik mungkin untuk menjadi obyektif dan seadil-adilnya dalam melihat dan memikirkan sesuatu. Secara natural, sage sangat menyukai konsep berpikir dan penemuan ide, sehingga sage cenderung tidak tertarik pada hal-hal yang tidak mengandung intelektualitas.
Kebutuhan dasar: adalah memenuhi keingintahuannya yang besar atas sebuah kebenaran, memberikan opini dan cara pandangnya atas sesuatu. Selain itu sage juga ingin dilihat sebagai individu yang pintar, dan tanggap dalam mempersepsikan sesuatu, sehingga sage menghindari untuk terlihat tidak peduli terhadap sesuatu.
The Jester
Individu dengan archetype jester adalah individu yang selalu terlihat senang, lucu, dan menyenangkan jika jester ada di sekitar, jester biasanya yang memicu suasana senang terjadi dalam hidup untuk orang-orang sekitar.
Di lain pihak, Jester mempunyai kecenderungan untuk menjadi individu yang tidak pernah menanggapi segala sesuatu secara serius, bahkan mimpi mereka, karena terdapat kecenderungan untuk tidak bertanggung jawab dan kurang serius.
Kebutuhan dasar dari Jester adalah bagaimana menyenangkan hidup dan orang lain, membuat susanan lebih hidup dan penuh dengan humor. Jester ingin dilihat sebagai individu yang menyenangkan, lucu, sehingga individu jester menghindari untuk terlihat membosankan.
Dengan demikian archetype merupakan acuan keinginan dan kebutuhan terpenting dan terdasar individu, dan tujuannya tergantung dari archetype apa yang dominan, hal ini yang akhirnya menjadi dasar motivasi, dan acuan individu dalam melihat sesuatu, mempertimbangkan sesuatu dan akhirnya memutuskan untuk melakukan sesuatu. Di sini nampak bahwa archetype mempengaruhi cara berpikir, dan memandang seseorang, oleh karena itu archetype dekat hubungannya dengan pilihan dalam hidup.
Walaupun pada dasarnya dalam hidup manusia archetype hanya 12, namun setiap individu mempunyai cara pengekspresian dan gaya yang berbeda dan unik. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh budaya, setting lingkungan, dan sejarah dari individu tersebut.
Berbeda dengan Florence Littauuer (1996: 22-27), beliau memaparkan tipe-tipe kepribadian dengan menjelaskan masing-masing karakteristiknya. Berikut penjelasannya.
  1. Kepribadian Sanguinis Populer: ekstrovert, pembicara, optimis
  2. Kepribadian Melankolis Sempurna : introvert, pemikir, pesimis
  3. Kepribadian Koleris Kuat : ekstrovert, pelaku, optimis
  4. Kepribadian Phlegmatis Damai : introvert, pengamat, pesimis
Penutup
Dari uraian singkat di atas dapat dipahami bahwa kepribadian merupakan seluruh aspek yang menunjukan identitas individu dengan kekhasan atau keunikan tersendiri seperti watak, temperamental, prilaku dan lain-lain yang dipandang dari fisik dan psikis. Berbagai teori kepribadian telah diteliti dan dikembangkan oleh para ilmuan diantaranya psikoanalisis, neopsikoanalisis, interpersonal, sifat, perkembangan, humanistik, kognitif, behaviorisme dan lain-lain. Namun, penulis melihat teori sifat yang dikembangkan Allport bercorak eklektik dengan memasukkan pengertian dari psikologi, sosiologi, filsafat, dan agama. Sehingga keempat pendekatan disiplin ilmu tersebut memberikan deskripsi umum dan penting seputar kepribadian.
Sebagaimana telah disinggung di atas, seorang individu tidak akan sama kepribadiannya dengan individu lainnya. Sebab setiap individu memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri yang itu tidak dimiliki individu lain. Ciri khas tersebut dapat terlihat dari archetype dan potensi kepribadian yang dimiliki.
Bagaimanapun pembicaraan seputar kepribadian manusia ini baik secara teoritis maupun kondisi rillnya tidak akan membuahkan hasil dan kesan yang signifikan jika sebatas dibicarakan dan diketahui saja. Namun lebih dari itu, diharapkan mampu mengaplikasikan pengetahuan ini terutama keperluan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Fauzi, 2004. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia
Alex Sobur, 2003. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia
Florence Littauuer, 1996. Personality Plus. Jakarta: Binarupa Aksara.
http://www.rumahbelajarpsikologi.com
Rita L. Atkinson, 1983. Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga
Sumadi Suryabrata, 2005. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

POTENSI KEPRIBADIAN
Pandangan terhadap Aset Individu
KEPRIBADIAN
KEKUATAN
EMOSI
DI PEKERJAAN
SEBAGAI TEMAN
Sanguinis Populer
Ekstrovert, pembicara, optimis
Kepribadian menarik, suka bicara, rasa humor yang hebat, ingatan kuat untuk warna, secara fisik memukau, emosional dan demonstratif, antusias dan ekspresif, periang dan penuh semangat, penuh rasa ingin tahu, baik di panggung, lugu dan polos, hidup di masa sekarang, tulus, selalu kekanak-kanakan
Sukarelawan untuk tugas, memikirkan kegiatan baru, tampak hebat di permukaan, kreatif dan inovatif, punya energi dan antusiasme, mulai dengan cara cemerlang, mengilhami, mempesona orang lain untuk bekerja
Mudah berteman, mencintai orang, suka dipuji, tampak menyenangkan, dicemburui orang, bukan pendendam, cepat minta maaf, mencegah saat membosankan, suka kegiatan spontan.
Melankolis Sempurna
introvert, pemikir, pesimis
Mendalam dan penuh pikiran, analitis, serius dan tekun, jenius, berbakat dan kreatif, artistik dan musikal, filosofis dan puitis, menghargai keindahan, perasa terhadap orang, suka berkorban, idealis.
Berorientasi jadwal, perfeksionis, standar tinggi, sadar perincian, gigih dan cermat, teratur dan rapi, ekonomis, melihat masalah, mendapat pemecahan kreatif, perlu menyelesaikan apa yang dimulai, suka diagram,grafik,
bagan, daftar.
Hati-hati dalam berteman, puas tinggal di latar belakang, menghindari perhatian, setia dan berbakti, mau mendengarkan keluhan, bisa memecahkan masalah orang lain, sangat memperhatikan orang lain, terharu oleh air mata penuh belas kasihan,mencari teman hidup ideal.
Koleris Kuat
ekstrovert, pelaku, optimis
Berbakat pemimpin,dinamis dan aktif, sangat memerlukan perubahan, harus memperbaiki kesalahan, kuat dan tegas, tidak emosional bertindak, tidak mudah patah semangat, bebas dan mandiri, memancarkan keyakinan, bisa menjalankan apa saja.
Berorientasi target, melihat seluruh gambaran terorganisasi dengan baik, mencari pemecahan praktis, bergerak cepat untuk bertindak, mendelegasikan pekerjaan, menekankan pada hasil, merangsang kegiatan, berkembang karena saingan.
Tidak terlalu perlu teman, mau bekerja untuk kegiatan, mau memimpin dan mengorganisasi, biasanya selalu benar, unggul dalam keadaan darurat.
Phlegmatis Damai
introvert, pengamat, pesimis
Kepribadian rendah hati, mudah bergaul dan santai, diam, tenang, dan mampu, sabar, baik keseimbangannya, hidup konsisten, tenang tetapi cerdas, simpatik dan baik hati, menyembunyikan emosi, bahagia menerima kehidupan serba guna.
Cakap dan mantap, damai dan mudah sepakat, punya kemampuan administratif, menjadi penengah masalah, menghindari konflik, baik di bawah tekanan, menentukan cara yang mudah.
Mudah diajak bergaul, menyenangkan tidak suka menyinggung, pendengar yang baik, selera humor yang meng-gigit, suka mengawasi orang, punya banyak teman, punya belas kasihan dan perhatian.
Sumber : Florence Littauer, 1996. Personality Plus, jakarta: Binarupa Aksara, h. 21-27.

0 comments:

Crocodile Print Pointer