Berbagi Inspirasi Hidupku

Memahami bahasa alam dan kehidupan

Thursday, 29 March 2012

Faedah Lapar dan Bahaya Kenyang

-->
Nabi saw. telah bersabda, “Perangilah nafsumu dengan lapar dan haus.” Kita mungkin bertanya dari mana manfaat lapar ini berasal dan apakah ia tidak akan menimbulkan penyakit dan masalah bagi perut?...
Pertanyaan ini seperti kata-kata orang yang berpikir setelah mendapatkan faedah obat yang pahitlah yang memberikan faedah. Manfaat bukan berasal dari rasa pahit suatu obat. Seorang tabib/dokter mengetahui akibat atau pengaruh dari suatu obat.
1.      Lapar menjadikan hati bersih, pikiran jernih, dan mata hati tajam. Sebaliknya, kenyang menyebabkan orang menjadi malas, hati buta dan menjadikan otak panas seperti mabuk dan bahkan kenyang dapat menyerang pikiran para ahli piker. Akibatnya, ketajaman berpikir menjadi berkurang dan melenyap.
2.      Lapar menjadikan hati lembut dan bersih, dengan demikian dapat merasakan lezatnya berdzikir dan munajat kepada Allah.
3.      Lapar menghancurkan nafsu hingga menghasilkan kesederhanaan dalam berprilaku. Dengan sedikit makan, kesombongan dan kemegahan diri menjadi lenyap.
4.      Lapar mengingatkan seseorang kepada azab Allah Ta’ala kelak di akhirat. Dalam mengisi perut sekenyang-kenyangnya, mengakibatkan seseorang lupa kepada orang lain yang kelaparan dan melupakan rasa lapar.
5.      Lapar dapat mengendalikan hasrat melakukan perbuatan dosa. Umumnya, pokok pangkal dari semua dosa adalah nafsu syahwat dan kekuatan tubuh, dan pokok pangkal dari keduanya adalah memenuhi perut sampai kenyang.
6.      Lapar membuat orang sedikit tidur. Orang yang banyak makan bahkan hingga kenyang cenderung banyak minum dan orang yang banyak minum cenderung banyak tidur.
7.      Lapar mempermudah menjalankan ibadah kepada Allah swt. Terlalu banyak makan menyebabkan seseorang malas dan lamban, karena itu, ibadah menjadi berat.
8.      Lapar dapat memelihara kesehatan dan mencegah penyakit. Sedikit makanan yang masuk ke perut meningkatkan kesehatan dan menghilangkan sejumlah penyakit. Makan berlebihan menimbun penyakit dalam perut dan pembuluh darah. Orang yang sakit tidak dapat menjalankan ibadah, dzikir dan tafakur.
9.      Lapar menjadikan sedikit pengeluaran atau belanja. Perut seseorang yang makan terlalu banyak akan menjadi berat.  Dia memutar otak setiap hari untuk memperoleh makanan dan berkata, “apa yang akan saya makan hari ini?” Dia berkeliaran ke sana-kemari sepanjang hari untuk mencari nafkah (makan) dan bisa saja terperosok dalam usaha mencari nafkah yang tidak halal dan melakukan perbuatan maksiat (dosa).
10.  Lapar menyebabkan pelakunya dikaruniai sifat dermawan dan dilepaskan sifat memuji diri sendiri. Orang yang menyedikitkan makan dan minum dapat mengurangi kelaparan dan kehausan orang lain dengan kelebihan makanannya itu kepada anak yatim dan orang miskin.
Itulah kesepuluh faedah lapar. Tak terhitung manfaat yang dihasilkan dari setiap faedah tersebut. Karena itu tidak ada habisnya manfaat lapar. Lapar merupakan asset berharga bagi kehidupan kita di akhirat. Oleh sebab itu, seorang sufi berkata, “Lapar adalah kunci perbendaharaan akhirat dan pintu kepada zuhud di dunia. Perut penuh adalah kunci bagi dunia ini dan pintu kepada nafsu.” Demikian nasihat dari Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin.[1]
Refleksi Hikmah dari “Pemulung Inspirasi”
Namun ingat, jangan salah pengertian. Zuhud di abad modern bukan berarti kita meninggalkan dan melalaikan tugas dan amanah yang ada di dunia. Ingin memilih hidup zuhud, lalu menyiksa (menzalimi) diri dengan melaparkan diri yakni mogok makan, malas bekerja, tanpa berikhtiar mencari nafkah dan penghidupan di dunia. Jika begitu, bagaimana ia bisa bertahan hidup dan beribadah di dunia ini. Jika hal itu ia lakukan, sama saja bunuh diri.
Lapar Tapi Tidak Kelaparan (Berpuasa)
Sesuatu hal yang berlebihan di sisi Tuhan saja tidak baik, apalagi bagi manusia. Makan berlebihan itu tidak baik, terlalu lapar berlebihan juga tidak baik jadi kita dianjurkan berpuasa dari makanan dan minuman. Punya kemewahan harta yang berlebihan itu tidak baik jadi kita diperintahkan untuk ‘berpuasa’ dari sikap tamak dan rakus, yaitu memilih hidup sederhana sehingga bisa bersedekah, berinfak untuk mereka yang berhak. Miskin yang berlebihan itu tidak baik, makanya kita harus ‘berpuasa’ dari sifat malas dan suka memelas itu agar semangat berikhtiar bekerja dan mencari nafkah yang halal. Jika tidak, seseorang yang miskin akan berpikiran praktis dan instan. Hanya bermodalkan tampang lusuh, kotor  dan menyedihkan, uang dengan mudah didapatkan dari belas kasihan orang lain yang tertipu olehnya. Ia minta dikasihani, mengemis-ngemis kepada orang lain tapi ia sendiri tidak mengasihani dirinya. Padahal Nabi melarang kita berbuat demikian.
Jadi, bagaimana seharusnya kita menyikapi kehidupan di dunia ini sehingga kita bisa selamat baik di dunia maupun di akhirat?...Rasulullah saw. adalah suri tauladan terbaik kita, ikuti beliau. Meski ditawari oleh orang kafir kemewahan dan kesenangan dunia, Beliau tak sedikitpun tergiur. Beliau lebih memilih hidup sederhana. Hidup sederhana bukan hidup miskin. Tapi menjalani hidup dan mensyukuri kehidupan tanpa egois. Beliau tetap berdagang, meski istri Beliau seorang bangsawan yang kaya raya. Beliau tetap berdakwah bersama para sahabat dan pengikutnya walaupun beliau dianugerahi mukjizat dan kelebihan sebagai Nabi dan Rasul Allah. Beliau istiqamah beristighfar, berpuasa dan berbuka meskipun beliau sudah dijamin maksum dan masuk surga. Itulah wujud rasa kesyukuran atas kenikmatan yang diberikan Allah swt. kepada Beliau. Sosok pribadi keren yang pantas menjadi idola di zaman modern.
Pontianak, 28 Maret 2012
Kutipan Hikmah Kehidupan dari “Pemulung Inspirasi”
Satria Marali



[1] Imam al-Ghazzali, Ihya ‘Ulumuddin: Keajaiban Hati, Akhlak yang baik, Nafsu makan dan Syahwat, bahaya lidah, buku VI, terjemahan: Purwanto, Bandung: Penerbit Marja’, h. 152-163.

0 comments:

Crocodile Print Pointer