Berbagi Inspirasi Hidupku

Memahami bahasa alam dan kehidupan

Sunday 25 March 2012

Lejitkan Potensi Diri dengan Bahasa Hati

Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk hidup berkomunikasi 

Menurut para pakar komunikasi, rata-rata 70 % waktu sadar manusia (terjaga) dihabiskan utk melakukan komunikasi, baik verbal maupun non verbal. Komunikasi yg baik & benar akan melahirkan pemahaman yg benar, baik komunikasi intra personal maupun interpersonal. Dan demikian sebaliknya, komunikasi yg jelek, tdk mempertimbangkan faktor-faktor dominan pd komunikan (orang yg diajak berkomunikasi) akan berpengaruh sebaliknya. Kesalahpahaman, ketidakmengertian & pertikaian kadang terjadi oleh karena kita salah menggunakan metode komunikasi.

Hati yang bersih ibarat kristal bening yg berkilau jika tertimpa cahaya.
Komunikasi sebenarnya melekat pd aktivitas manusia, baik melalui lisan, tulisan, tingkah laku, yg masing-masing memiliki metodologi sendiri-sendiri meski saling berhubungan dlm batas tertentu. Secara sederhana, semenjak kita bayi secara alamiah kita belajar dari orang & lingkungan disekeliling kita, tentang bagaimana cara berkomunikasi. Demikian juga para pakar komunikasi telah merumuskan sedemikian rupa bagaimana berkomunikasi yg efektif, baik antara dua individu maupun komunikasi massa yg melibatkan banyak orang. Pada akhirnya komunikasi bertujuan utk memberi pemahaman & pengertian, atau bahkan meyakinkan orang tentang maksud yg hendak kita sampaikan.

Dari berbagai jenis komunikasi & cara berkomunikasi, ada satu potensi dasar yg dimiliki manusia, namun kadang kurang tersentuh & kurang mendapat perhatian yg memadai. Komunikasi ini mengedepankan nilai-nilai universal, oleh karena ia mengajarkan, bahwa bukan hanya kita yg memiliki kepentingan dlm kegiatan berkomunikasi, namun ia juga mengajarkan bagaimana menghargai kepentingan & kebutuhan orang lain. Komunikasi ini memberikan makna & nilai pada aktivitasnya. Komunikasi ini bersandar kepada potensi & fitrah manusia yaitu sifat lathif (halus, lembut yg melahirkan kesabaran) & sifat hanif (lurus, benar yg melahirkan keyakinan berpegang kpd kebenaran).

Kombinasi dua potensi inilah yg dpt dioptimalkan utk melahirkan sebuah komunikasi yg berbobot, bernilai, bermakna & efektif serta menjauhkan dari kegiatan berkomunikasi yg tdk bermanfaat, atau sekedar berkomunikasi tanpa arah & tujuan yg jelas. Kegiatan itulah yg selama ini disebut sebagai berkomunikasi dengan “bahasa hati”. Hati tempat bersemayam kedua potensi dasar manusia tsb. Hati mengajarkan bagaimana memaknai sesuatu. Hati disanalah bersemayam ketenangan & kelembutan yg semula telah ada pada manusia.

Berkomunikasi dgn menggunakan bahasa hati adh berkomunikasi dgn potensi dasar & fitrah manusia yg sesungguhnya. Manusia menyukai kelembutan adh tdk dpt dibantah. Bahwa fitrah manusia juga cenderung kpd kebenaran, adh fakta empiris yg akan diterima oleh akal. Hanya karena dominasi nafsul ammarah (nafsu yg selalu bergejolak) atas kehendak & hasrat manusia yg membentuk jiwa manusia sesuai karakter nafs ammarah tsb, yg pd akhirnya menjadikan manusia lebih suka melakukan kegiatan yg bertentangan dgn fitrah dasarnya. Nafsul muthmainnah (jiwa yg tenang) adh potensi dasar yg tlh ada sejak manusia lahir. Dan nafsu inilah yg membawa manusia kpd kesadaran utk berkomunikasi dgn hati.

Berkomunikasi dgn Bahasa Hati tdk sekedar berbicara lewat untaian kalimat yg lembut dari lisan kita, namun juga menangkap isyarat yg tercipta melalui sikap & perbuatan. Telinga yg mendengarkan juga dpt menjadi bagian dari komunikasi hati. Mata juga instrument hati, yg dpt memberikan isyarat tanpa kata. Demikian raut wajah dapat memberikan getaran-getaran gelombang pesan yg sederhana namun sangat bermakna. Instrumen tsb, kadangkala hadir sendiri-sendiri, namun lebih sering hadir bersama-sama.

Berkomunikasi dengan hati tdk terbatas berkomunikasi dgn org lain. Kebanyakan manusia lupa utk berkomunikasi dgn dirinya sendiri. Hal ini dilakukan agar seseorang bisa mengoreksi kesalahan-kesalahan selama ia berinteraksi. Dengan begitu ia dapat membedah & melihat diri sendiri, kemudian meneliti & memahami potensi diri. Ketika hati dlm keadaan fitrahnya, maka dgn mudah kita akan dpt bertanya pd diri, mana hal yg baik & mana pula yg buruk, mana yg dibolehkan & mana yg tidak. Atau bahkan pertanyaan yg lebih mendasar dari itu semua, seperti siapa sesungguhnya diri kita, apa sebenarnya alam semesta, siapa penciptanya dll.

Bahasa hati bukan semata-mata berkomunikasi dgn bahasa yg indah & dgn susunan kata yg mengagumkan. Namun ia masuk ked lm hati manusia, & hanya org yg memiliki kekuatan & ketegaran utk tetap dlm fitrahnyalah ia akan mampu menggunakan bahasa hatinya secara optimal.Ia akan berbicara & masuk dlm relung hati. Ia akan menyadari kemanusiaannya & juga kebutuhan dasar audiensnya, yg dlm level apapun ingin juga dihargai, dihormati & dijaga hak & kehormatannya. Maka kata-kata yg sederhana & tulus ikhlas serta keluar dari hati yg hening, lembut & halus akan memberi pengaruh yg besar bagi orang lain.

Bahasa hati mengajarkan bagaimana menggali nilai-nilai keluhuran. Bahasa hati mengajarkan utk membebaskan diri dari ikatan & dominasi materi, & masuk ked lm ruang berdimensi lain, yg merupakan ruang & alam yg sesungguhnya milik manusia itu sendiri. Bahasa hati juga yg menunjukkan bahwa materi bukan segalanya. Bahasa hati akan mampu membawa kita kepada upaya memahami, mendefinikan bagi diri & orang lain tentang makna hidup & kehidupan.

Oleh karena itu, setiap manusia yg memiliki potensi dasar lathif & hanif, seharusnya akan dapat hidup dlm lingkungan yg saling menghargai & menghormati. Dan bahasa hati-lah yg kemudian mampu melahirkan seorang yg berakhlaq mulia, sebagaimana misi diutusnya Baginda Rasulullah s.a.w, yaitu menyempurnakan akhlaq.

Bahasa hati adh bahasa jiwa, bahasa nurani & bahasa yg sesuai dgn hakekat manusia itu sendiri. Sesungguhnya yg dinamakan manusia itu bukan hanya terlihat secara fisik dengan tubuh biologisnya. Apakah manusia tetap akan diseut manusia ketika tdk ada lagi ruh & jiwa bersemayam pd tubuhnya ? Tentu kemudian ia akan disebut sbg bangkai. Apakah nilai manusia itu terletak pd fisiknya, kekuatan lahirnya, kecantikan tubuhnya ?..Tentu kita akan mengatakan nilai manusia tergantung pada budi pekertinya, akhlaknya, & itulah hakekat manusia.

Bahasa hati sangat berguna dalam menjalin keakraban,keharmonisan hubungan sesama manusia.Jika benar manusia dihargai karena apa yg nampak secara fisik, tentunya akal membenarkan bahwa itu bukan sbg nilai yg hakiki. Karena manusia secara fisik hanyalah bersifat sementara, yg mengalami proses kerusakan secara cepat. Sedang manusia diciptakan sesuai dgn kehendak Alloh,Tuhan semesta alam, ada yg cantik & ada yg kurang cantik. Ada yg pendek & ada yg tinggi. Ada yg putih & ada yg hitam. Dan semua itu tdk akan ditanya oleh Alloh, mengapa kita terlahir sbg orang yg pendek, hitam & Nampak kurang menarik, dsb. Namun apa yg kita lakukan, perbuatan & pemikiran kitalah yg akhirnya akan kita pertanggungjawabkan. Dan semua itu dikendalikan oleh Hati.

Selain itu, nilai-nilai yg hakiki tdk dpt diukur dgn materi atau dgn konsep materi. Nilai bukanlah materi, ia dpt saja mewarnai materi, namun ia tdk dpt diwarnai oleh materi. Oleh karena itu nilai yg bersandar pd materi bukanlah nilai yg sesungguhnya, bukan yg sejati. Kita mesti menyadari bahwa nilai manusia bukan terletak pada fisiknya, namun terletak pada hati & perbuatannya, jiwanya & juga dirinya. Sehingga salah satu tujuan dari “bahasa hati” adh menghargai berdasarkan nilai, tdk sekedar apa yg terlihat, namun juga apa yg terasakan.

Komponen dasar yg menjadikan kita disebut sbg manusia bersemayam did lm hati, yaitu ruh, jiwa & diri. Ruh diciptakan & dihenbuskan oleh Alloh swt. Ketika kita masih dlm rahim ibu. Ruh ini suci & sempurna. Ia masuk ked lm dimensi materi & ia akan teruji dgn alam materi ini. Jikalau saja ia tetap dlm kesuciannya, ia akan kembali dgn sempurna juga menghadap & menyatu dgn kesempurnaan Tuhannya.
Jiwa dibentuk oleh manusia sendiri, dgn potensi utk menjadi baik & menjadi buruk yg telah dikaruniakan Alloh. Oleh sebab itu kita diberi kebebasan memilih. Jika manusia memilih & mengoptimalkan potensi buruknya (fujur), maka ia akan menjadi manusia yg buruk juga. Ia menjauh dari sifat dasar ruhnya yg suci. Dan demikian ia akan memperberat kembalinya ruh menyatu kpd kesempurnaan Tuhannya, & demikian sebaliknya. Jiwa inilah yg akan mempertanggungjawabkan segala perbuatan manusia.

Diri, dibentuk akibat adanya kehendak yg menggerakkan jiwa yg kemudian berperan dlm pembentukan watak & karakter manusia. Diri merupakan Pusat Kesadaran. Ia mampu menyentuh & memahami akan keberadaan ruh, tubuh, & jiwa. Dirilah yg bertanya tentang eksistensi, hakikat, arti, & makna-makna hidup manusia. Ia merupakan insting atau naluriah manusia yg bisa meluas atau menyempit sejalan dgn perkembangan jiwa manusia.

Ruh, Jiwa & Diri memiliki peran begitu penting bagi pergerakan manusia menjalani hidup & kehidupan, baik dlm alam materi maupun alam non materi. Dan hanya dgn menjaga fitrah, kita akan mampu berkomunikasi dgn menggunakan segenap potensi hati. Dan ketika manusia mampu mengurangi ketergantungan pd materi, maka manusia akan mampu menggali potensi diri. Sehingga tercipta para ilmuwan yg melalui perenungannya melahirkan karya-karya brilian. Dengan potensi hati, manusia akan menjadi cerdas baik akal maupun hatinya & menjadikan kecerdasan serta penemuannya utk melayani bukan semata pada dirinya sendiri namun kemaslahatan umat, & dgnnya ia akan menemukan jalan menggapai kesadaran diri. Dgn kesadaran diri, manusia tdk akan diperbudak oleh apa yg ditemukan & didapatkan serta dibuatnya sendiri.

Berbagai karya brilian & monumental lahir dari komunikasi bahasa Hati. Bagaimana mungkin seorang Rumi akan menghasilkan sajak-sajak yg indah, yg menyentuh relung-relung jiwa, seakan menembus ruang & waktu & melepaskan diri dari belenggu materi, jika saja ia tdk masuk ked lm keheningan diri, sekedar utk mengetahui di mana letak & posisinya di hadapan Tuhan-nya. Dan bagaimana pula Nabiyulloh Ibrahim a.s akan dp melakukan pencarian akan Tuhannya, kecuali ketika beliau mulai berkomunikasi dgn dirinya sendiri, dlm keheningan & ketenangan jiwanya.

Dan sungguh karya terbaik sepanjang zaman adh karya Baginda Rasulullah s.a.w. dlm membangun sebuah peradaban baru. Peradaban yg berdiri di atas dasar nilai-nilai universal, keadilan, kejujuran, kebersamaan, kesadaran, kebijaksanaan serta lainnya, & bukan berdiri atas dasar materi. Apakah kunci kesuksesan Beliau s.a.w ? Tidak lain, Beliau berkomunikasi dgn hatinya. Beliau tdk sekedar berbicara, namun juga memberi contoh, teladan dgn perilaku terpuji, oleh karena komunikasi hati tdk harus terucap dgn kata-kata. Beliau juga rajin mendengarkan, oleh karena mendengar dgn hati adh bagian dr komunikasi “Bahasa Hati”. Dan puncak dari semua itu adalah, kecintaan para pengikutnya serta berbondong-bondongnya kabilah-kabilah Arab, yg terutama dgn senjata kemuliaan & keagungan akhlaq Beliau. Karena kemuliaan & keagungan akhlaq ini pula yg menjadikan Beliau sbg seseorang yg sangat disegani lawan-lawannya.

Hanya “Bahasa hati” yg akan mampu menangkap dgn sempurna pesan-pesan yg disampaikan dgn hati. Hati adh raja diri, yg berkuasa atas manusia. Hatilah yg membawa manusia pada kejayaan sebuah peradaban, ketika hati mampu memimpin akal sesuai fungsi yg sebenarnya.
Jernihkanlah hati,maka potensi diri akan tergali
Komunikasi dgn bahasa hati bersumber & bersandar pada hati yg bersih & jernih serta hati yg tenang. Dan sumber dari keheningan & ketenangan adh keikhlasan dlm beramal. Keikhlasan akan melahirkan ketenangan, sebab keikhlasan terfokus pd Sang Pemberi segala potensi manusia semata, yaitu Allohu Robbul ‘alamin. Wallohu ‘alam.

(Sumber : Muchammad Agung R, 2004. Indahnya Bahasa Hati, Titian Ilahi Press : Yogyakarta, h. 11-21)

0 comments:

Crocodile Print Pointer