Berbagi Inspirasi Hidupku

Memahami bahasa alam dan kehidupan

Sunday 25 March 2012

Penelitian tentang Manusia & Alam semesta

24 Maret 2010 pukul 14:42

Anda & saya adalah manusia. Saat ini kita bicara tentang diri kita. Kenalkah Anda pada diri Anda sendiri ?

Manusia adalah makhluk unik, ia menjadi subyek & obyek kajian sekaligus. Ia bertindak selaku subyek karena memiliki curiosity (keingintahuan) yg tinggi thp segala sesuatu yg menarik perhatiannya. Keingintahuannya tdk terbatas pada benda-benda yg tampak, tapi juga pada hal-hal metafisis yg tak terjangkau oleh penelitian-penelitian ilmiah. Sementara itu, manusia sbg obyek kajian tlh melahirkan berbagai disiplin ilmu, seperti antropologi, sosiologi, biologi, psikologi, kriminologi, ilmu hukum & ilmu-ilmu humaniora lainnya. Namun, ketika ilmu-ilmu itu mencoba memahami manusia secara total, serta merta menjadi suatu hal yg sangat pelik. Keterbatasan utk menemukan jawaban menyeluruh & tuntas itu menjadi salah satu alasan berbagai disiplin ilmu utk berupaya memahami manusia dari aspek-aspek tertentu saja.

Taukah Anda dulu berupa gumpalan darah yg belum bisa disebut makhluk manusia Lalu gumpalan darah itu membelah, menjadi bentuk tertentu,membentuk tulang-belulang Anda, sistem syaraf otak,pembuluh darah,organ dalam Anda seperti Jantung, paru-paru,sistem pencernaan dll,namun fase ini bentuk Anda belum sempurna. 

Lalu Anda tumbuh menjadi janin yg sempurna, lengkap dengan tangan,kaki,bahkan sistem plasenta (tali ari) membantu Anda mendapatkan sari makanan setiap saat. Saat ini Anda diselimuti cairan yg menjaga Anda dari goncangan.Sekarang Anda telah lahir ke dunia dengan membawa sifat gen dari Ibu & Ayah Anda. Lupakah Anda akan kenangan masa lalu ini. inilah awal dari sebuah tugas & tanggungjwab Anda sebagai manusia yg hidup di alam dunia.

Sliran psikoanalisis memandang manusia sbg homo volens atau manusia yg selalu digerakkan oleh keinginan-keinginan; aliran behaviorisme melihat manusia sbg homo mechanicus krn ia digerakkan semaunya oleh lingkungan. Aliran kognitif lebih melihat manusia sbg homo sapiens, yaitu makhluk yg aktif mengorganisasikan & mengolah stimuli yg diterimanya. Sedangkan aliran humanism, yg lebih anyar dari aliran-aliran tadi, memandang manusia sbg homo ludens, yaitu sbg pelaku aktif dlm merumuskan strategi transaksional dgn lingkungannya. Informasi profetik, dlm hal ini wahyu Al-Quran, juga mempunyai konsep tentang manusia. Manusia adh homo theophani atau makhluk berketuhanan yg harus selalu mempresentasikan kehendak Tuhan di bumi, dikenal dgn istilah khalifah Alloh fi al-ardh.
Psikologi, seperti halnya ilmu-ilmu lain yg sejenis, selalu berpijak pd hasil penelitian dari fenomena yag tampak, sementara manusia merupakan makhluk yg sangat kompleks. Manusia tdk terbatas pada hal-hal yg tampak dlm wujud tingkah laku atau penampilan (performance), tapi ia memiliki “sisi dalam” yg belum banyak terungkap, terutama karena sandaran ilmu umumnya bertumpu pada hasil eksperimen & observasi thp hal-hal yg tampak nyata.
Komponen ruh,jiwa,akal,hati, kesempurnaan bentuk fisiklah yang membuat manusia lebih baik dari makhluk lain. Syukurilah.

Kompleksitas manusia secara garis besar dpt dikaji dlm dua sisi. Pertama, yg menyangkut aspek jasmani atau kebendaan (al-janib al-maddiy). Kajian pada aspek ini tampaknya tdk mengalami kesulitan dlm perumusan berbagai teori ilmu pengetahuan karena dpt dgn jelas diamati secara cermat. Kedua, yg menyangkut aspek ruhani atau mental spiritual (al-janib al-ruhiy). Pada sisi ini diperlukan upaya lebih serius & pendekatan multidimensi. Pendekatan multidimensi dapat dilakukan melalui informasi profetik. Karena, khususnya bagi umat Islam, informasi profetik dlm AlQuran dianggap sbg informasi absolut & diyakini sbg buku manual manusia yg bersumber dari Al-Khaliq (Pencipta) yg tentu saja paling tahu tentang manusia ciptaan-Nya itu. Dalam bahasa Al-Quran sendiri : “hudan li al-nas” (Al-Quran itu merupakan pedoman bagi manusia).

Dengan demikian, terdapat dia informasi yg dpt digunakan sbg bahan analisis. Kedua informasi ini pd hakikatnya bersumber & bertemu pada satu titik. Alloh selaku Prima Causa memberi manusia dua signal (ayah, ayat) sbg bahan informasi. Pertama signal Alloh yg diletakkan did lm jagad raya sbg fenomena alam. Lazim disebut dgn ayat kauniyah, yaitu tanda kebesaran Alloh yg melekat pada alam. Fenomena-fenomena alam tsb, termasuk pada manusia, menjadi bahan renungan, kajian, observasi, yg kemudian melahirkan berbagai ilmu & teknologi, & di sisi lain dpt menantarkan kpd tauhid. Kedua, informasi yg diperoleh dari ayat-ayat Al-Quran, dikenal dgn istilah ayat qauliyah, tanda kebesaran Alloh yg terucapkan melalui firman-Nya. Karena kedua sumber itu berasal dari satu titik, maka informasi yg diberikan pada suatu level tertentu memberi kepastian yg sama. Sebagai contoh, penelitian para ahli astronomi menyimpulkan bahwa matahari adh pusat tatasurya kita. Hal ini tlh ditegaskan di dlm Al-Quran (36:38). Demikian juga informasi di bidang kedokteran tentang proses reproduksi manusia (23:14; 22:5). Bahkan, pada ayat terakhir yg disebut ini dijelaskan tentang penurunan memori manusia ketika mencapai usia lanjut.

Signal Alloh melalui ayat kauniyah berhamparan di dlm mikrokosmos & makrokosmos, termasuk di lingkungan sekitar & diri manusia. Ia memang bersifat relative & memerlukan verifikasi dgn alat ukur yg tepat & dpt dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Para ilmuwan menyebutnya sbg hokum alam, tetapi dlm bahasa agama dikenal dgn sunnatullah (hukum yg ditetapkan oleh Alloh). Dan hokum-hukum Alloh itu memiliki karakteristik yg konstan, alias tdk berubah-ubah (33:62; 35:43; 48:23; 30:30). Sedangkan pada ayat qauliyah tdk diperlukan verifikasi karena kebenarannya dijamin Alloh sendiri (2:147; 3:60; 6:114; 10:94).

Ayat-ayat Al-Quran dlm menyajikan informasi tentang ayat kauniyah pd umumnya bersifat global, & dlm banyak hal hanya memberi motivasi atau rangsangan utk melakukan penelitian thp fenomena-fenomena yg terjadi di alam. Manusia dimotivasi agar menggunakan akal pikirannya utk memahami fenomena-fenomena alam yg terjadi (24:43; 39:21; 88:17-20), dirangsang utk bertanya (mencari jawab) jika sesuatu tdk diketahuinya (16:43; 21:7). Bahkan, terhadap diri manusia sendiri dirangsang utk dilakukan penelitian. Surat 51:21 menjelaskan : “dan pada dirimu sendiri, apakah kamu tiada memerhatikan ?”
Meskipun ayat ini tampil dlm bentuk pertanyaan, namun terkandung harapan agar manusia mengenali dirinya dlm berbagai aspeknya selaku makhluk yg mulia & sempurna (95:4; 17:70). Pengenalan itu tdk terbatas pada aspek jasmani, tapi juga sifat & prilaku diri sendiri & orang lain agar hubungan antarsesama senantiasa harmonis (3:112).

-Bersambung…

(Sumber : M.Darwis Hude, 2006. Emosi: Penjelajahan Religio-Psikologis tentang Emosi Manusia di dalam Al-Quran, Penerbit Erlangga : Jakarta,h.1-5)

Mikrokosmos & Makrokosmos adalah satu kesatuan alam semesta yang diciptakan Tuhan termasuklah diri manusia. Agar manusia bisa berpikir apakah tujuan penciptaan dirinya & alam semesta ini..?

0 comments:

Crocodile Print Pointer