Berbagi Inspirasi Hidupku

Memahami bahasa alam dan kehidupan

Sunday 25 March 2012

Sehat dan Sakit

23 Juli 2010 pukul 21:30

Di dunia ini, setiap orang ingin selalu sehat dan tidak mau sakit meski faktanya tak seorang pun yang tidak pernah sakit. Sakit memang menjadi bagian hidup kita. Tentu saja kita sangat mendambakan sehat bila kebetulan sedang jatuh sakit dan senantiasa merasa khawatir menderita penyakit yang berbahaya. Anehnya, dalam keadaan sehat, kita sering kali lupa bahwa pada suatu ketika kita mungkin jatuh sakit sehingga kurang waspada menjaga kesehatan.

Kondisi apa dan bagaimana yang disebut sehat ?
Sebagian orang mendefinisikan sehat sebagai tidak sakit. Definisi ini kurang tepat karena antonim sehat bukan hanya sakit. Pasti Anda pernah mendengar ada orang yang tiba-tiba meninggal pada saat sedang berpidato atau berolahraga, padahal sebelumnya orang tersebut terlihat sehat. Sebaliknya, ada orang yang mengeluh sakit berkepanjangan namun hidup terus sampai lanjut usia.

Apakah yang disebut sehat ?

Kita bisa mengulas kata sehat dari berbagai sudut pandang. Ada 3 batasan (definisi) yang dikemukakan oleh para cendekiawan :
  • A.Sehat adalah keadaan sejahtera badan, mental (jiwa), sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan (penderitaan). (WHO-terjemahan bebas)
  • B.Seorang disebut sehat bila dia mampu melaksanakan fungsinya dan melakukan aktualisasi diri sebagaimana adanya secara optimal. (Prof. Driyarkara, ahli filsafat)
  • C.Sehat adalah ketahanan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang dimiliki manusia sebagai karunia Tuhan yang wajib disyukuri dengan mengamalkan (tuntunan), memelihara, serta mengembangkannya. (Majelis Ulama Indonesia 1983—Prof. Quraish Shihab—Wawasan Al Quran)
Untuk Anda, mungkin deskripsi yang diperlukan adalah penjabaran makna sehat dari sudut pandang sehari-hari, yaitu tanda-tanda orang sehat.

Tanda-Tanda Sehat

Menurut Daldiyono (2007: 3), tanda-tanda seseorang itu sehat adalah :
  1. Rasa nyaman pada badan disertai suasana tenang dan senang dari aspek emosi atau kejiwaan. Ini suasana yang perlu dipelihara dan dijaga sepanjang masa. Selain itu, sehat memiliki tingkatan-tingkatan, yaitu sehat yang optimal (sempurna) hingga sehat bersyarat yaitu suatu kondisi di mana kita sudah mengidap atau menyandang suatu penyakit.
  2. Salah satu ciri sehat selain perasaan nyaman dan senang adalah rasa dinamis. Orang yang sehat akan merasakan berbagai sinyal atau tanda adanya kebutuhan biologis seperti rasa lapar, haus, perasaan ingin buang air, termasuk rasa mengantuk ingin tidur. Selain kebutuhan biologis, orang sehat juga memiliki kebutuhan emosional seperti perasaan marah, sedih, khawatir, dan sebagainya.
  3. Orang sehat mampu bereaksi positif terhadap lingkungannya. Tak bisa dipungkiri, setiap orang pasti berhadapan dengan lingkungan, baik lingkungan alam (misalnya rumah dan pekarangan), maupun lingkungan berupa orang lain yang hidup di rumah, di tempat kerja, disebelah rumah, serta lingkungan tempat bersosialisasi. Interaksi dengan lingkungan dapat berlangsung positif mapun negatif, tergantung pada situasi dan kondisi. Orang yang berinteraksi dengan tetangga yang egois akan bereaksi negatif, dan sebaliknya orang yang berinteraksi dengan rekan yang toleran akan bereaksi positif.
  4. Orang yang sehat akan mampu membuat rencana masa depan, baik rencana jangka pendek mapun panjang. Dalam kehidupan intelektual, hal ini disebut visi dan misi yang dalam bahasa sehari-hari biasa disebut rencana masa depan. Kemampuan menabung termasuk dalam hal ini. Rencana biasanya dilanjutkan dengan program, dan program tersebut dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, dalam mengambil keputusan dan bertindak, termasuk bekerja.
  5. Orang yang sehat menyadari dirinya dibatasi oleh hak dan kewajiban sekaligus sadar akan adanya hak dan kewajiban orang lain terhadap dirinya, sehingga ia bisa dianggap sebagai orang yang sadar berkeadilan.
 Rasa Nyaman

Jika jasmani kita sehat maka emosi pun menjadi tenang. Untuk mencapainya, diperlukan keseimbangan antara organ tubuh beserta fungsinya. Dalam bidang kedokteran, keharmonisan antara organ dan fungsi tubuh disebut homeostasis. Homeostasis terjadi pada saat cairan di dalam tubuh (mileu interior) mengantarkan semua bahan yang diperlukan oleh organ untuk menjalankan fungsinya dengan sempurna.

Kita dapat mengetahui adanya harmoni optimal pada saat kita tidur nyenyak tanpa mimpi. Tidur yang nyenyak dan cukup membuat kita dapat bangun dengan nyaman dan segar. Harmoni optimal juga dapat dirasakan pada saat kita merasa geli saat digelitik atau tertawa saat mendengar lelucon. Orang sakit tidsk dapat merasa geli atau tertawa, bahkan saat ini banyak dijumpai terapi tawa untuk penyembuhan penyakit.

Kadang-kadang, ada orang yang merasa dirinya sehat meskipun ada salah satu organ yang sakit. Dalam situasi demikian, harmoni dapat mendadak terguncang yang menyebabkan keadaan pingsan bahkan kematian.

Sehat Itu Bahagia

Ada beberapa kondisi yang harus kita penuhi agar kondisi sehat kita mencapai ukuran yang tertinggi. Kita harus afiat, segar, bugar, dan bergairah.

Afiat merupakan suatu kondisi di mana manusia atau organ-organ tubuhnya berfungsi sesuai dengan fitrahnya dari Tuhan. Sebagai contoh, ada orang yang tubuhnya sehat tetapi selalu takut tertangkap polisi karena harta yang dimilikinya merupakan hasil korupsi. Orang ini sehat, namun tidak afiat. Jadi, meskipun serupa, afiat dan sehat tidaklah sama karena afiat lebih menunjukkan fungsi.

Ada masanya ketika kita merasa pegal linu, lemas, malas karena rasa sedih, tidak nafsu makan karena khawatir, sakit kepala karena sedang was-was, dan lain sebagainya, padahal tubuh kita tidak menunjukkan suatu kelainan. Kondisi ini tidak menunjukkan adanya penyakit yang kita idap, hanya menunjukkan bahkan tubuh sedang tidak nyaman atau tidak segar.

Seseorang dapat dikatakan sehat bila ia bugar. Seseorang yang kehilangan kebugaran dapat terlihat saat ia murung, tidak tahu apa yang harus dilakukan, kehilangan orientasi, tidak peduli dengan kondisi di sekelilingnya, dan cenderung hidup menyendiri. Meskipun organ tubuh yang dimilikinya lengkap, bila dia menjalani hidup dalam situasi di atas, berarti dia tidak sehat. Sebaliknya, seorang lain yang tubuh tetapi selalu ceria, suka tertawa, penuh penghargaan terhadap orang lain, dapat dikatakan sehat meskipun memiliki cacat tubuh. Oleh karena itu, bugar merupakan salah satu unsur sehat.

Tolok ukur yang berikutnya adalah gairah. Gairah terlihat dari hidup optimis, berwawasan ke depan, hidup yang bervisi, bekerja menurut rencana atau misinya, serta bersemangat dalam tugas. Orang yang menjalani hidup penuh gairah (termasuk gairah seksual) dan vitalitas termasuk orang yang sehat.

Last but not least, syarat untuk hidup bahagia yaitu mampu mencintai kehidupan, sesama manusia, serta Tuhan Yang Maha Kuasa. Hal ini perlu ditegaskan karena banyak kita jumpai orang-orang yang egois, materialistis, kurang menghargai orang lain, kikir, manipulatif, koruptor, dan lain sebagainya tidak dapat hidup bahagia. Salah satu syarat bahagia adalah mampu berbalas kasih pada orang yang menderita, orang miskin, serta yatim piatu. Orang yang mampu berbelas kasih akan menerima lebih banyak.

(Sumber : Prof. Dr.dr. Daldiyono, 2007. Pasien Pintar Dokter Bijak, PT. Bhuana Ilmu Populer: Jakarta Barat h. 215-217).

0 comments:

Crocodile Print Pointer