Berbagi Inspirasi Hidupku

Memahami bahasa alam dan kehidupan

Sunday 25 March 2012

“Teknologi Tercanggih di Dunia”

21 April 2010 pukul 14:42 ·
Setujukan Anda, manusia adalah "Teknologi Tercanggih di Dunia ini ?...

Manusia kini semakin berkompetisi menciptakan peralatan guna membantu kehidupan mereka selama di dunia. Berbagai riset atau penelitian ilmu pengetahuan dilakukan sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu sains dan teknologi. Terbukti dengan hasil penelitian tersebut menghasilkan karya-karya monumental di berbagai bidang kehidupan. Bisa kita lihat karya-karya para ilmuan dari zaman ke zaman.  


Thomas Alfa Edison telah menemukan Lampu Pijar (Bolham).

Alexander Grahambell menemukan Bell. James Wath terkenal dengan mesin Uapnya yang kemudian dikembangkan menjadi mobil. Masih banyak lagi penemuan-penemuan dari para ilmuan yang karyanya sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. 

Namun kita di sini tidak akan membicarakan secara panjang lebar seputar karya-karya mereka, bagaimana mereka bisa menghasilkan karya-karya tersebut, mengapa mereka mendedikasikan hidupnya untuk penemuan bertarap dunia itu. Untuk keterangan lebih detail, Anda bisa mencarinya sendiri di beberapa sumber buku-buku, atau situs-situs saint dan penemuan teknologi. Atau referensi apa saja yang menjelaskan seputar sejarah dan perkembangan teknologi.

Manusia dan Teknologi
Masyarakat dunia merasa bangga dengan keberhasilan para ilmuan tersebut. Sebagian besar mereka dinobatkan sebagai penemu teknologi. Nama mereka tercatat dalam sejarah perkembangan saint dan teknologi peradaban manusia. Namun ada pula di antara mereka yang tidak mempublikasikan karyanya sehingga nama mereka kurang dikenali hingga akhir hidupnya.



Robot Asimo 
Generasi Asimo, dari Honda yang dijuluki sebagai Perusahaan Teknologi Raksasa di Jepang.Kemajuan kecerdasan Asimo.


Bicara seputar manusia dan teknologi sangatlah erat kaitannya. Sebab, manusia sebagai kreator dari teknologi itu sendiri. Tanpa ide kreatif, inovasi , kesungguhan dan dedikasi yang tinggi bagi perkembangan ilmu pengetahuan maka tak akan ada teknologi. Manusia mampu menciptakan kecerdasan buatan seperti komputer, indera buatan seperti kamera foto dan video, sound sisytem, microphone dan lain-lain kemudian dikembangkan menjadi produk-produk media elektronik yang digunakan untuk informasi, komunikasi, edukasi dan hiburan (intertainment) dan lain-lain seperti Radio, Tape Recorder, Televisi, DVD, Telephone, Handphone, Internet, Blackberry dan lain-lain. 

Demikian pula inovasi yang terjadi di dunia otomotif dan transportasi. Berbagai model, desain canggih diciptakan. Mobil, Motor, Kereta api, Kapal laut, Pesawat terbang dan lain-lain sangat memudahkan kehidupan manusia. Bahkan penggabungan beberapa sarana teknologi seperti teknologi telekomunikasi dan transportasi tersebut menghasilkan teknologi termutahir sehingga mengantarkan manusia menjelajah ke angkasa luar.Peluncuran pertama Apollo 11Neil Armstrong, manusia pertama kali menginjakkan kakinya ke bulan.Neil Armstrong

Manusia berpikir canggih
Bertahun-tahun manusia mempelajari alam semesta ini. Manusia meyakini kemampuan ilmu pengetahuan yang mereka kuasai dapat membawa mereka pada kebahagiaan hidup. Benarkah demikian ?...,mari kita kaji. Kemajuan peradaban kehidupan manusia saat ini sebagai bukti bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Tapi, apakah manusia sadar akan dirinya sebagai makhluk Tuhan ?... Sementara ilmu pengetahuan yang mereka miliki membuat mereka sombong dan angkuh. Bahkan ada manusia yang merasa dirinya sebagai Tuhan seperti kisah nyata Raja Firaun di beberapa kitab suci agama dunia. Manusia ini ingin bebas dari tata aturan / hukum Tuhan. Ia menciptakan teknologi hanya utk kesenangan & keuntungan pribadinya bukan utk kebahagiaan hidup orang banyak. Penciptaan teknologi nuklir dan persenjataan perang lainnya digunakan utk menghancurkan dan membinasakan manusia lain. Apakah teknologinya yang mesti disalahkan ?...sedangkan ilmu pengetahuan yang menghasilkan teknologi itu bersifat netral.

Sangat berbeda ketika manusia mampu memahami dirinya sebagai makhluk Tuhan. Ia tahu diri, ilmu pengetahuan yang dikuasai bukan untuk menguasai dunia demi kepentingan pribadi. Semangat mengkaji, mendalami ilmu muncul dari nuraninya agar bisa bermanfaat bagi kebaikan & kesejahteraan umat manusia. Bahkan riset demi riset yang dilakukan lebih menambah keyakinan dan kedekatannya kepada Tuhan. Inilah tipe manusia yang mampu menggunakan dan memformulasikan akal, hati dan tindakannya secara sadar serta bertanggungjawab. Inilah manusia yang bisa berpikir canggih melebihi canggihnya teknologi yang ia ciptakan.

Sebuah Analogi Terbatas
Secara sadar maupun tidak, setuju ataupun menolak, manusia sebenarnya “teknologi tercanggih” di dunia ini. Jika analogi ini keliru, ini bukti keterbatasan penulis. Seperti halnya manfaat dari teknologi dalam artian materi (kebendaan) dapat memudahkan manusia dalam menikmati kehidupan mereka. Dikatakan tercanggih sebab manusia itu mampu memanfaatkan segenap potensi di dalam dirinya untuk menciptakan teknologi.

Mungkin masih sulit diterima, pernyataan ini memang agak aneh. Mari kita lihat perbandingannya, manusia diciptakan oleh Tuhan terdiri dari beberapa unsur. Selain memiliki tubuh biologis yang digunakan untuk berinteraksi di alam materi, manusia juga dibekali dengan kecanggihan unsur psikologis (kejiwaan) dan tak kalah pentingnya adalah ruh (spirit) yang mampu membuat manusia hidup (sebagaimana arus listrik pada alat elektronik). Berbeda dengan teknologi yang diciptakan oleh manusia. Secanggih apapun teknologi itu masih tetap memiliki kekurangan dan keterbatasan. Terutama jika energi listrik yang mengaliri peralatan itu tidak tersedia lagi atau habis. Sekalipun peralatan yang tercanggih menurut pandangan manusia itu ada, jika tidak dialiri listrik, benda-benda tersebut tak ubahnya barang pajangan saja. Keterbatasan lainnya peralatan/benda-benda teknologi mudah rusak, perlu perawatan yang rumit bahkan menghabiskan/menguras banyak waktu, pikiran, tenaga banyak uang demi secuil peralatan canggih.

Kita adalah manusia, mari kita pelajari diri kita. Sebenarnya analogi berikut ini bertujuan untuk memudahkan kita memahami kecanggihan diri sendiri.
Roh, Jiwa, Jasad
Mari kita kaji, biar lebih mudah dipahami perhatikan formulasi berikut ini :
Roh =listrik
Jiwa = software/program (perangkat lunak)
Jasad = hardware (perangkat keras)

Saya akan mengajak anda ikut serta dlm diskusi ini. Bantu saya menemukan teori atau minimal definisi seputar "piranti-piranti" dari manusia yaitu Roh, Jiwa, Jasad. Kita mesti ada terobosan paradigma dalam mempelajari suatu ilmu. Setahu saya, "Roh, Jiwa, Jasad" merupakan istilah yang sering dibicarakan dalam displin ilmu Psikologi, agama atau gabungannya, Psikologi agama. Kadang definisi dari ilmu tersebut terkesan monoton dan sulit dipahami oleh kita yang memang bukan memiliki latar belakang ilmu tersebut (awam). mendengar istilah Psikologi saja, terbayang di benak ini, istilah-istilah ilmiah hasil penelitian para psikolog yg bahasanya ngejelimet, rumitnya minta ampun. Maka dr itu, belajar ilmu ngapain mesti dipersulit asalkan kita punya modal rajin membaca, menelaah, membandingkan, punya daya kritis, dan yang terpenting logis serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Roh itu seperti energi listrik

Energi Listrik dari alam

Untuk mendefinisikan Roh, umumnya para agamawan sangat berhati-hati. Khawatir salah kata bisa salah tafsir dan salah memahami. Banyak yg memilih menolak,atau mengaku tdk tau jika ditanya apakah Roh itu ?...mereka berpegang pada penafsiran tekstual kitab suci bahwa Roh adalah urusan Tuhan, tak perlu dipertanyakan. Bebarkah kita tak boleh tau soal Roh ? padahal ini adalah bagian dari diri kita ?...

Ya, kita mesti berpikir positif bahwa sebenarnya yg dimaksud para agamawan Roh tak boleh disamakan kajiannya dengan alam materi yg tampak karena bisa menimbulkan kebingungan penafsiran. Di dalam agama dan kepercayaan masyarakat dunia yang dipengaruhi oleh media. Ruh diwujudkan sebagai seberkas cahaya, disimbolkan burung merpati putih, kabut putih dan lain-lain. Inilah yg sangat dilarang oleh agamawan. Roh itu ghaib (tak terlihat oleh kasat mata) karen ia memang berada di alam imateri. Lalu apa yg mesti kita kaji/ketahui dr Roh ?...Substansi,sederhananya manfaat/fungsi, sifat yg mesti kita ketahui dan yakini. Meski tak tampak ia ada, keberadaannya dapat kita rasakan. Itulah diri kita yang murni.

Mengapa Roh diidentikan dengan listrik ?...dalam hal ini kita perlu disiplin ilmu lain untuk menjelaskan kecanggihan unsur manusia ini. Saking canggihnya Ruh sampai tak terlihat, tak terdeteksi oleh indera. Untuk memahami Ruh, saya menggunakan pendekatan disiplin ilmu kelistrikan. Perhatikan, listrik memiliki muatan ion positif dan negatif. Pernahkah anda tersengat arus listrik ? apa yg anda rasakan ?... apakah anda bisa melihat arus itu mengalir ke tubuh anda ?...Dengan energi listrik segala peralatan elektronik bisa dihidupkan  digunakan. Lampu bisa menyala dengan terang, komputer ini dapat anda gunakan, mesin-mesin bisa digerakan dan lain-lain. Seperti itulah fungsi dari Roh, ia bersumber dari Tuhan yang memiliki energi menghidupkan manusia. Jika Tuhan berkehendak, Ruh dapat ditarik kembali dari dalam diri manusia. Seolah kita mematikan/meng-off-kan tombol saklar/kontak listrik.
Jika muatan listrik tidak memiliki hambatan dalam jaringan arus, maka kestabilan daya akan baik. Begitu pula Roh jika hubungannya dengan sumbernya yakni Tuhan tidak memiliki hambatan, maka kestabilan Roh pada kemurnian akan terjaga. Dengan kata lain Roh selalu berada dalam kebaikan. Efek dari kestabilan ini mendorong manusia berbuat kebaikan selama di dunia. Namun jika Ruh ini tidak stabil/memiliki hambatan yang tak sesuai maka mengarahkan manusia pada hal-hal yang merusak, tak ubahnya konsleting tegangan listrik yang menimbulkan percikan api.

Jiwa itu ibarat Software
Disiplin ilmu yang cocok membahas tentang jiwa adalah Psikologi. Beragam cabang disiplin ilmu ini menjelaskan keunikan jiwa manusia. Umumnya paradigma psikologi barat hanya berkutat pada pengkajian otak dan perilaku yang tampak pada manusia. Bahkan demi menjaga kode etik ilmu, para ilmuan mesti menggunakan sampel hewan tertentu yang mendekati kemiripan dari struktur biologis seperti simpanse. Lalu hasil pengujian pada hewan ini diterapkan pada manusia. Sehingga yang terjadi banyak teori-teori yang tak sesuai dengan realita kepribadian manusia. Inilah keterbatasan ilmu manusia. Namun, manusia tak patah semangat mempelajari dirinya sendiri.

Pada jiwa terdapat Hati dan akal. Untuk pembahasan hati telah dijelaskan sebelumnya dalam catatan saya terdahulu. Akal/pikiran,sederhananya sejak manusia pertama (Adam) diciptakan dibekali akal untuk mempelajari ilmu pengetahuan, membedakan mana yang baik dan tidak, sebagai alat dalam mempertimbangkan sesuatu. Akal selalu berpikir hal yang logis/masuk akal.menjadi promotor dalam menyelidiki suatu kebenaran, membuktikan sesuatu hal yang belum jelas atau masih tersembunyi. Sedangkan Hati inilah yang mampu menyerap "energi" dari Ruh dan memancarkan "gelombang kebenaran" ke diri manusia. Sehingga pengaruhnya membuat manusia memahami siapa dirinya, siapa Tuhannya. Bahkan manusia yamg menyadari potensi hatinya ini, ia akan selalu peduli, perasa, tersentuh ketika manusia lain berada daalm kesulitan. Sifat hati sangat murni, tak bisa dibohongi. Ia adalah alat tercanggih manusia yang berfungsi merasakan tanpa menyentuh, melihat tanpa menatap, memahami tanpa kata-kata. Hati manusia cenderung menyukai kebenaran, kebaikan, keindahan dan hal-hal yang membahagiakan secara substantif dan tidak menyenangi keburukan, kerusakan, kesengsaraan. Namun manusia pula yang merusak hati itu, ia tak lagi memiliki sinyal ke arah kebaikan, karena hatinya telah di serang "virus" (nafsu duniawi-disingkat dengan ND). Bahkan "virus ND" ini merusak sistem pertahanan akal, sehingga ilmu untuk kepentingan dunia, memutuskan link Roh pada Tuhan. Sehingga energi listrik (keimanan yang murni dari Roh) mulai melemah bahkan redup.

Jika "virus ND" dibiarkan maka "program kebaikan" dalam diri manusia yang berasal dari Tuhan akan menjadi hank (mengalami gangguan/rusak). Sehingga hati tak lagi berfungsi ia telah dikendalikan "virus ND", bahkan yang lebih parahnya lagi "virus ND" ini mulai merambah pada sistem "hardware tubuh". Yakni anggota tubuh akan mengikuti kemauan si "virus ND" karya Mr. Satan (Syaitan Terkutuk).

Jasad/Tubuh adalah Hardware Unik
Mengenai jasad/tubuh ini sebenarnya sudah kita bahas sebelumnya. Silakan anda lihat catatan edisi "Jelajahi Tubuh Anda". Namun kali ini, agak sedikit berbeda. Dengan sentuhan bahasa "semi-saint", kita akan "membongkar" keunikan "hardware" kita yang satu ini.

Jasad jika tanpa Roh, ibarat barang elektronik tanpa aliran listrik. Jasad adalah materi. Segala sesuatu yang bersifat material itu akan mengalami kerusakan/ memiliki batas/masa penggunaannya. Ia akan tampak awet jika kita pandai merawat, menjaga, membersihkan, jika ada sedikit kerusakan mesti segera diperbaiki. Seperti halnya jasad ini, jika anda terluka (buka catatan edisi lalu "Terluka"), menderita sakit mestilah diobati sampai sembuh. Sehingga tubuh/jasad ini bisa kita gunakan kembali untuk beraktifitas.

Memang diri ini kadang lalai dalam menjaga anugerah tercanggih ini. Perut dibiarkan lapar, otak dipaksakan berpikir, badan digunakan terus untuk bekerja padahal sudah terlalu lelah, butuh waktu walau sejenak untuk beristirahat.

Teknologi Brain Computer. Inovasi berkomunikasi dengan pemanfaatan gelombang otak. 

Pada Jasad terdapat Otak sebagai Hardware yang memunculkan gelombang-gelombang listrik pada syaraf sehingga akal berfungsi untuk berpikir. Sebagaimana software pada komputer. Jasad juga dilengkapi dengan peralatan canggih lainnya yakni indera. Indera inilah yang berguna sebagai alat penerima/penangkap informasi baik dalam tubuh maupun luar tubuh. Untuk lebih jelasnya, silakan anda kaji keunikan dan keajaiban indera ini pada diri anda sendiri. Mata sebagai kamera perekam tercanggih yang mampu memvisualisasikan bayangan objek/benda. Telinga sebagai alat penangkap gelombang/getaran bebunyian tercanggih di dunia. Hidung menjadi alat pendeteksi tercanggih dlm hal bebauan/aroma. Lidah, daging tanpa tulang yg disertai bintik-bintik kelenjar perasa ini mampu merasakan berbagai rasa makanan. Dan kulit, selain pelindung tubuh bagian dlm, juga mampu mendeteksi suhu,ransangan, mengatur suhu tubuh. Sungguh masih banyak lagi keunikan lain dari "Hardware" kita.

Bahasa Ilmu itu Terbatas
Sekali lagi ini hanyalah analogi yang perlu dikaji ulang, dipertimbangkan agar bisa dianggap sebuah ilmu. Saya berani mengistilahkan unsur-unsur tersebut dengan mengadopsi istilah dari teknologi saat ini. Saya siap dikritik, atau dibantah jika pengistilahan ini keliru. Sebab saya bukanlah ilmuan, saya hanyalah pembelajar yang mesti terus belajar membenahi diri. Jika anda lebih menguasai khususnya dalam menjelaskan disiplin ilmu ini dengan metode/basic keilmuan anda, saya yakin andalah yang lebih layak membahas tema kajian kita kali ini. Semoga.

Catatan #[bening^_~hati]# Edisi 21 April 2010.

0 comments:

Crocodile Print Pointer