Berbagi Inspirasi Hidupku

Memahami bahasa alam dan kehidupan

Sunday, 25 March 2012

TRAP THE DEVIL and SATAN; a subconscious reflection

5 Februari 2012 pukul 17:31

Aku asyik bermain-main di sebuah tempat yang cukup aneh dan asing bagiku. Entah bagaimana aku bisa berada di tempat ini, Aku tidak ingat sama sekali. Belum  pernah kujumpai sebelumnya tempat yang aneh begini. Kalau dibilang asrama,bisa juga, tapi lebih tepatnya ini tempat karantina. Soalnya, bagi yang sudah terlanjur masuk ke tempat ini, dia akan sulit menemukan jalan pintu keluar dari ruangan. Dengan kata lain kita tidak bisa pulang dan sangat dilarang pulang oleh pemilik tempat ini, aneh bukan. Semuanya serba mengikuti aturan yang berlakukan oleh pemilik.

Awalnya aku asyik sekali bertemu dengan para gadis-gadis cantik dan menawan di dalam ruangan yang tidak terlalu luas itu. Tapi, setiap aku bermaksud ingin membawa salah satu gadis cantik itu keluar dari ruangan untuk kujadikan pacar atau pasangan hidup (istri) ada saja kegagalan.
Yang kesekian kalinya, aku mencoba lagi untuk mengajak gadis cantik yang baru kukenal untuk segera meninggalkan tempat pengap ini. Awalnya dia menolak, sebab dia masih tertarik dengan ajakan teman-teman gadis cantik lainnya untuk mengikuti acara pesta besar-besaran di tempat ini nanti malam.

Aku mencoba membujuknya, meyakinkannya dan menyadarkannya bahwa tempat ini itu aneh, sebaiknya kita segera keluar dari sini. Aku merasa kita sedang diperalat oleh pemilik tempat ini. Si gadis masih ngeyel, “apa salahnya kita lihat aja dulu & mengikuti  acaranya”. Si gadis cantik namun polos itu terlanjur telah memukau hatiku, aku tertarik padanya. Aku mati-matian meyakinkannya agar segera meninggalkan tempat ini. Akhirnya ia menuruti kemauanku, sebab sepertinya dia pun tertarik padaku karena perhatianku padanya akan keselamatannya. Kami pun memutuskan untuk segera mencari jalan keluar untuk pulang.  Aku memegang tangan si gadis, ia pun pasrah hanya mengikutiku ke mana aku melangkah. Kami menyusuri lorong-lorong , keluar masuk ruangan dan mencari di mana pintu keluar. Tapi yang kami temukan hanya jalan buntu. Aku tak menyerah, ku pilih jalan lain. Ku cari di setiap sudut ruangan yang pernah ku lalui dan pada akhirnya Aku menemukan jalan pintu keluar dari ruangan pengap ini. Aku dapat meloloskan diri dan keluar ruangan. Aku merasa bahagia dapat keluar dari rumah aneh itu. Ternyata gerak-gerik kami diketahui oleh pemilik dan anak buahnya. Kami diikuti dan dikejar dari belakang. Setelah kulihat tanganku, anggapanku aku masih memegang tangan si gadis cantik itu, setelah kulihat ternyata aku memegang tangan palsu, Aku kaget dan bermaksud kembali masuk ruangan untuk menjemput si gadis, tapi rasanya tidak mungkin, sebab kami telah ketahuan kabur dari rumah itu. Pemilik rumah karantina itu memanggilku, “Tunggu dulu, ayo ke sini!..”perintahnya padaku dengan suara parau. Ku lihat perawakannya seperti anak Black Metal, rambut gondrong, mulut berdarah, wajah pucat tapi seram, tubuh tinggi besar. Sepertinya, ia ingin menghukumku,akibat aksi nekadku untuk kabur tanpa sepengetahuan dia. Memang di saat Aku dan si gadis ingin kabur, dia sedang berada di luar/pergi meninggalkan rumah karantina. Namun tanpa sepengetahuan kami, ternyata dia menyiapkan anak buahnya untuk memantau setiap gerak-gerik kami yang dikarantina. Anak buahnya bersembunyi di balik sudut-sudut ruangan, dan anehnya lagi semua anak buahnya itu bertubuh pendek dan berwarna merah gelap , botak, tidak bermata,tidak berhidung, tidak bermulut dan transparan, sehingga jika berada di suatu tempat ia bisa menyesuaikan warna tubuhnya dengan tempat itu,layaknya seperti bunglon. Sungguh makhluk aneh.

Pemilik (bos) dari rumah karantina itu sepertinya marah padaku, ia menyiapkan batu berbagai jenis untuk meremukkan kedua tanganku yang telah berani menemukan & membuka pintu keluar dari karantina. Tak ayal lagi aku menolak untuk dihukum. Malahan aku memberanikan diri beradu mulut dengannya, meski ada rasa takut dalam hatiku. Akhirnya aku keceplosan mengatakan sesuatu yang seharusnya tak pantas ku katakan padanya. “Aku tidak takut padamu, Aku juga bisa jadi setan” sambil menarik kedua sisi rambut kanan dan kiriku dengan maksud membuat tanduk setan. Dia malah tertawa, “HA HA HA HA….,apa kamu tidak takut kualat ?!...” sahutnya. Entah kenapa aku bisa berkata begitu padanya, padahal aku benci dengan penampilannya yang kayak iblis & setan itu.

Dalam hatiku berkata, apakah kamu tidak menyadari bahwa selama dikarantina kamu diperalat oleh BOS IBLIS itu ?....,apa kamu tidak menyadari bahwa sesungguhnya para gadis cantik yang menarik hatimu, dan termasuklah yang kau pegang tangannya itu hanyalah perangkap agar kau tetap betah selama di karantina selamanya…” Tanya suara hatiku bertubi-tubi. Para Gadis cantik jelita & mempesona itu hanya dapat kau rasakan keberadaannya selama di dalam karantina, tapi setelah kau bawa keluar dari karantina, sesungguhnya mereka itu hanya khayalan (fantasi belaka). Wujud mereka akan sirna setelah kau lari keluar dari karantina. Tinggal kamu yang memilih, apa kamu tetap ingin dikarantina (terjerat dengan tipu muslihat iblis dan setan), dirimu,jiwamu diombang-ambingkan oleh mereka, kau diasyikan dengan permainan yang menipu, menguras energimu, meredupkan cahaya jiwamu, membuat hitam hatimu. Kau tak mampu lagi membedakan antara khayalan dan kenyataan. Kau larut,terbuai dengan dunia semu yang direkayasa oleh musuhmu sendiri. Musuhmu itu (Iblis & setan) bermaksud melemahkan kekuatanmu dalam mengarungi samudera kehidupan ini. Mereka ingin membatasi ruang gerakmu, mereka mengajakmu pada kesibukan menikmati kesenangan dunia dalam lingkup terbatas yang bisa dikendalikan oleh mereka yaitu kecenderunganmu pada wanita. Mereka telah mengetahui kelemahanmu. Mereka ciptakan wujud-wujud makhluk khayalan sesuai kecenderungan hati & pikiranmu selama kau berada dikarantina (baca: perangkap & jerat iblis & setan). Rumah Karantina itu penuh dengan kepalsuan, kamuflase, fatamorgana. Hanya ketika dirimu di dalam karantina, seakan nafsu itu seolah menjadi suara hatimu, dosa & maksiat itu seolah sesuatu hal yang menyenangkan & sumber kebahagiaan. Padahal setelah kau terbebas dari karantina, akan tampak kejahatan, kehinaan & betapa suram & kotornya rumah karantina itu.

Tiba-tiba….,aku hilang kesadaran, pemandanganku gelap…dan berubah menjadi terang..,kubuka perlahan kelopak mataku…,Astaghfirullooh…,aku bermimpi, sinar matahari pagi telah masuk ke jendela kamarku. Sungguh aneh mimpiku, aku yakin ini mimpi yang ganjil dan tak masuk akal (tidak logis) jika diukur dengan nalar. Meskipun ada pelajaran yang terkandung di dalam mimpi itu, kita mesti berhati-hati dengan bunga tidur seusai shalat subuh hingga pagi hari, sebab itu hanya mimpi yang berasal dari setan.

Sebuah Refleksi Alam Bawah Sadar,
Selasa pagi, 10 Januari 2012
Pukul : 06.53 WIB.

0 comments:

Crocodile Print Pointer