Berbagi Inspirasi Hidupku

Memahami bahasa alam dan kehidupan

Sunday, 29 April 2012

Cleaning Service

Ada apa dengan Cleaning Service ?

Apa yang terlintas dibenak Anda ketika membaca judul di atas?...apakah anda sedang memikirkan suatu pekerjaan yang terkesan rendah dan tidak ber-kelas, yakni sebagai petugas pembersih baik jalan-jalan, di kantor-kantor, supermarket, mall-mall, dan tempat umum lainnya?...Pikiran anda tidak salah, dan persepsi masyarakat pada umumnya demikian, ketika mendengar atau membaca frasa Cleaning Service, pasti pikirannya terfokus pada pekerja/petugas kebersihan.

Namun, pernahkah Anda memikirkan, sebenarnya Cleaning Service itu bukanlah suatu pekerjaan yang memalukan atau rendahan. Meski banyak orang yang punya gengsi tinggi, tak mau mengambil pekerjaan demikian. Berbeda bagi mereka yang memang menggeluti pekerjaan tersebut. Tak banyak di antara kita yang mau berurusan dengan sampah dan hal-hal yang kotor dan menjijikkan. Apalagi bagi seseorang yang punya tipe superclean (superbersih). Dia tak suka makan di tempat-tempat emperan atau di kaki lima. Dia lebih senang memilih tempat Restoran ekslusif. Kalau saat makan, semua makanan dan minuman termasuk peralatan makan seperti piring, gelas, sendok diperiksa  satu per satu apa sudah bersih atau belum. Memang, bersih itu pangkal sehat. Tapi gak segitunya kale..

Di dunia ini terdapat jutaan bahkan miliaran makhluk mikroorganisme seperti amoeba, paramecium, bakteri, virus, dan lainnya yang hidup di berbagai tempat misalnya di udara, air dan tanah. Termasuk pada makanan dan minuman yang kita makan. Itulah untungnya, mereka semuanya diciptakan Tuhan dengan ukuran mikro (sangat kecil dan tak bisa dilihat dengan mata telanjang), untuk mengetahui keberadaan mereka, kita mesti menggunakan mikroskop. Coba, kalau mereka itu besar-besar, kita tak akan bisa makan karena sibuk membasmi makhluk-makhluk aneh itu.
Balik lagi, Cleaning Service itu satu diantara pekerjaan mulia. Mengapa?...,karena orang yang melakukan pekerjaan itu disebut dengan Pahlawan Lingkungan. Apa jadinya, jika tak ada mereka atau tidak ada satu pun yang mau menjadi petugas kebersihan di lingkungan kita. Lingkungan tempat kita beraktifitas menjadi semakin kotor, kumuh, berbau busuk,  tempat bersarangnya kuman-kuman dan menimbulkan berbagai penyakit. Sudah sepantasnya mereka mendapat upah yang layak untuk pekerjaan mulia itu. Tapi kali ini, kita bukan sedang membahas seputar pekerjaan Cleaning Service secara detail. Melainkan perihal yang tidak jauh dari pentingnya menjaga kebersihan dalam segala aspek kehidupan kita.

Clean berasal dari kosa kata  bahasa Inggris yang berarti bersih. Bukti rill bahwa bersih itu penting adalah munculnya kreativitas dan inovasi manusia untuk membuat berbagai cara agar diri dan kehidupannya bersih dan sehat. Berbagai produk pembersih yang dipromosikan, banyak menggunakan kata-kata clean, putih bersih, berkilau, kinclong, bersinar, bercahaya dan lainnya. Perusahaan alat dan bahan pembersih tersebut bersaing menciptakan iklan-iklan sedemikian rupa agar dapat menggugah keinginan orang-orang untuk membeli produk-produk tersebut. Di tampilkan pula kelebihan, keunggulan dan kedahsyatan produk tersebut dengan mendemonstrasikan cara penggunaannya dan hasil yang terjadi. Produk-produk itu dikemas dan dipromosikan ke berbagai media publik. Meskipun terkadang di sana-sini masih terdapat kebohongannya.

Bersihkan Pikiran dan Hati

Berikut tips agar pikiran dan hati kita bersih dan sehat
  • Rajin Ibadah sesuai keyakinan agama Anda.
  • Hormati dan sayangilah ayah dan ibu Anda
  • Berpikir dan berkata Positif (Positive Thingking & Talking), tidak curiga berlebihan dengan sesama, selalu berkata yang baik-baik
  • Hindari berbohong, memaki/mencemooh, menggunjing (meng-gosip), memfitnah orang lain
  • Miliki pekerjaan yang baik dan positif, bekerjalah setulus hati dan nikmati pekerjaan Anda
  • Luangkan waktu anda relaksasi di alam terbuka, misalnya di taman, kebun, sawah atau tempat rekreasi alam. Renungkan dan carilah inspirasi dari fenomena alam yang anda saksikan
  • Berbagi kebaikan dan kebahagiaan dengan orang miskin dan orang terlantar
  • Yakinkan diri Anda, bahwa anda memiliki energi positif yang mesti anda gunakan untuk hal-hal yang positif pula dalam kehidupan anda dan sesama.

Bersihkan Diri dan Lingkungan

  • Jaga kebersihan tubuh/fisik Anda
Semua orang tentu mengetahui bagaimana cara menjaga dan merawat diri. Namun ada juga yang perlu motivasi/dorongan agar mereka peduli terhadap kebersihan diri sendiri. Orang yang terbiasa hidup bersih, secara otomatis dia akan selalu menjaga kebersihan tubuhnya dengan mandi, keramas dengan berbagai sabun, shampo dan produk pembersih lainnya. Begitu pula pakaiannya selalu dicuci bersih, rapi dan wangi. Sebaliknya, ada saja orang yang belum terbiasa hidup bersih. Kadang mandi, kadang juga tidak. Ia tak begitu peduli soal bau badannya apalagi soal pakaian dan penampilannya. Semoga saja, suatu masa ia akan menyadari betapa pentingnya menjaga kebersihan diri, yakni ketika kulitnya merasa gatal dan tubuhnya merasa sakit akibat kurang merawat diri. Anda bersih, Anda juga sehat.
  • Peduli Lingkungan
Tak cuma bersih diri dan pakaian. Rumah, tempat anda tinggal dan beraktifitas juga mesti bersih dan rapi. Memang ada juga orang yang memilih dan terbiasa dengan kehidupan yang semrawut dan acak, kebersihan rumah/tempat tinggalnya juga alakadarnya. Selain tempat tinggal, lingkungan sekitar juga harus kita jaga kebersihannya. Anda yang peduli lingkungan, pasti menyiapkan tempat sampah di beberapa sudut atau pojok lingkungan sekitar anda. Anda tentu tidak akan membuang sampah sembarangan selain pada tempat yang telah tersedia. Bahkan, jika Anda sedang di luar dan anda melihat ada sampah di depan mata, anda tak segan memungutnya dan membuangnya pada tempat sampah.  Lingkungan bersih, itu cermin masyarakat disekitarnya.

Membuang sampah pada tempatnya

Kadang banyak orang keliru dalam memahami instruksi kata “Buanglah sampah pada tempatnya”, padahal kalimat itu sangat sederhana, namun berat untuk dilakukan terutama bagi orang yang terbiasa membuang sampah bukan pada tempatnya. Mereka keliru dalam memahami tempat yang seharusnya. Karena mengikuti orang-orang banyak membuang sampah di sungai, jadi ikut-ikutan juga membuang sampah di sungai. Begitu pula tempat yang seharusnya bukan menjadi tempat sampah seperti selokan/parit, pinggir jalan yang banyak pemukiman penduduk, dan tempat umum lainnya malah di sana terdapat tumpukan sampah busuk. Apakah mereka tidak diajarkan oleh orang tua mereka tentang kebersihan?...atau mereka tak ada pilihan lain atau tempat lain selain membuang sampah di tempat itu?...

Jangan Jadi Sampah Masyarakat

Sampah itu kotor, jahat dan busuk. Sesuatu yang tidak terpakai dan menurut kita tak bisa lagi digunakan itu menjadi sampah yang pantas dibuang jauh-jauh. Begitu pula jika ada istilah sampah masyarakat, inilah idiom (ungkapan) konotatif yang ditujukan bagi orang-orang yang diri, sikap dan prilaku sehari-harinya hanya menyusahkan dan merugikan orang lain atau masyarakat di sekitarnya misalnya pencuri, pencopet, perampok, koruptor, penjudi, pemabuk, pezina/pemerkosa, pembunuh, dan mereka yang berprilaku nanar dan suka berbuat onar, kriminal lainnya. Tak jauh berbeda dengan sampah beneran, di antara tumpukan sampah ada saja beberapa sampah yang masih bisa bermanfaat dan menjadi rezeki bagi para pemulung. Kemudian pemulung itu menjualnya ke tempat pengumpul sampah, dan sampah diseleksi lagi menurut jenis bahannya. Setelah itu sampah siap didaur ulang. Begitu pula bagi para Napi (Nara Pidana), penjara adalah tempat yang cocok untuk “mendaur-ulang mentalitas sampah” yang ada pada diri mereka menjadi orang yang berguna di masyarakat. Namun sayang, ada orang yang menginginkan dirinya tetap jadi sampah, parasit bagi orang lain. Penjara tidak membuat dirinya jera. Setelah bebas dari penjara malah ia semakin “kreatif” menjadikan dirinya sampah yang layak diburu dan dimusnahkan dari muka bumi. Sungguh pilihan hidup yang aneh.

Jadilah “Cleaning Service”

Sekilas memang tampak aneh, di awal kita sepakat tidak membahas soal pekerjaan kebersihan ini. Di sini malah disebut-sebut soal Cleaning Service. Tapi, yang saya maksudkan di sini bukan menyuruh anda untuk bekerja menjadi Cleaning Service. Melainkan, menjadikan diri anda sebagai “cleaning service” (hiro kebersihan) bagi diri sendiri , dan kehidupan sesama. Jidad/dahi anda sepertinya masih berkerut, masih bingung apa yang saya maksudkan?...

Cleaning Service, yang saya maksudkan di sini maknanya juga konotatif. Artinya, jadilah pahlawan bagi diri sendiri yakni rajin menjaga kebersihan dan kesucian diri secara fisik dan rohani. Jadilah pahlawan bagi sesama yakni menebar ilmu bagaimana menjaga kebersihan dan kesucian diri sehingga tidak tertarik untuk menjadi sampah busuk yang tak bisa didaur ulang bagi kehidupan di muka bumi ini.

Pontianak, 27 April 2012
Pemulung Inspirasi

0 comments:

Crocodile Print Pointer